Senin, 03 Agustus 2015

Welcome Masa Dewasa


Well, akhirnya saya telah menginjak umur dewasa awal. Masih asing sebenarnya. Semester 7. yah, mendengarnya saja, siapapun pasti dengan gampangnya menanggapi. "Wah, habis ini lulus ya". Please, it's not easy for us guys. masih ada skripsi yang tentunya membutuhkan proposal skripsi sebelum meraihnya. Konsultasi yang harus dilakukan setiap minggu. harus rutin, dan harus tetap kuat secara mental saat ditolak atau harus merevisi. yah, setidaknya saya bisa merasakan tantangan hidup pada fase ini. Yang penting sabar, dan istiqomah.
Rupanya semester 7, telah menjadi tekanan yang kuat bagi para mahasiswa semester akhir seperti saya. Hal ini terbukti saat saya bertemu dengan beberapa kawan lama yang menginjak semester yang sama. tanggapan mereka setidaknya seperti ini "Aku kok deg-degan ya semester ini." atau tanggapan lain yang masih sinonim dari kata GUGUP. It's true. termasuk saya.

By the way, rupanya fase ini tidak cukup hanya bergeliat masalah skripsi maupun kompre. Banyak juga yang bingung dengan urusan masa depan. Seperti, pertanyaan "mau meneruskan kuliah, atau mau kerja?" "mau neruskan kuliah, atau mau mendalami agama?" termasuk pertanyaan yang masih saja membuat saya malu untuk menuturkannya "mau kuliah lagi, atau nikah?" bisa juga pertanyaan "mau kerja, atau nikah?". Ah, actually, semua pertanyaan tersebut, terangkum dalam diri saya. Bahkan ada juga yang putus asa "enak nikah kali ya, dari pada ngerjain skripsi yang bak monster yang siap menerkam.". sempat terpikir sih, pikiran-pikiran unik seperti itu. Haha.
Believe me guys, semua pertanyaan kalian juga terjadi pada tulisan saya kali ini. Ngelanjutin kuliah memang sangat asyik. Saya sendiri menyadari, betapa hausnya saya akan ilmu. Mungkin sebagian besar menyadarinya. Tapi saya justru semakin haus akan ilmu agama. seperti menjerit "Tuhan, saya ingin jadi budak-Mu" kira-kira seperti itu. Keinginan besar itu muncul, menyadari umur yang semakin tua, sedangkan amal dan ibadah sangatlah sedikit dibanding umur. Tak ada yang salah dengan seseorang yang melanjutkan kuliah, dan mungkin saja saya termasuk didalamnya.
kerja. Siapa yang gak pengen kerja? Semua orang berhak berkeinginan untuk memiliki penghasilan sendiri. And that's also happen to me. kalo boleh ngasi' opsi sih. Yang galau masalah ini mah cukup mudah. kerja sambil kejar S2. Keren kan? Ya, gak papalah sesekali jadi orang sukuan. Namanya juga usaha. Orang bilang, saat kita merintis segala sesuatu dari bawah, Insyaallah kesuksesannya akan awet dibandingkan dengan seseorang yang merintis usaha langsung sukses atau bisa dikatakan warisan orang tua. Semakin kita sulit untuk bangkit, semakin sulit kita jatuh mungkin gitulah kata sederhananya. karena ada chemistry suka-dukanya merintis.
Nikah. haha. sampai sekarang pun rasanya saya masih malu mengungkapkan kata itu. Tak terasa, saya sudah mencapai usia nikah. tapi calonnya aja belum ada. hehe. Ungkapan ini bukan promosi. Tapi saya percaya, sebagian mahasiswa yang sudah ada di semester akhir pasti ada hal yang mengusik masalah ini. Yang punya pacar, mungkin ditanya "kapan nikah?" yang belum punya pacar masih menanyakan diri sendiri "Kapan ya saya nikah? kok masih belum ada yang mendekat?" haha.
Guys, nikah memang keinginan semua orang termasuk saya. Bagi laki-laki yang masih S1, jangan mikir nikah sebagai solusi utama setelah wisuda. Boys, umur nikah kalian masih jauh, mapanin dulu diri kalian. Saya percaya kok, suatu saat insyaallah jodohnya dipermudah. karena, ssst. Ini rahasia cewek, saya kasi' tau, cewek manapun inginkan lelaki yang bertanggungjawab. Salah satu cara menilainya adalah dengan melihat pekerjaan lelaki tersebut. Jadi boys, mumpung masih muda. Usahain deh, punya pengalaman yang banyak. Nerusin S2 ke luar Negri maybe. Yang penting, tetep jaga agama.
Dan girls, untuk kalian, bukan berarti saya merekomendasikan nikah untuk solusi kalian. S2 juga opsi baik bagi kalian. Tapi ada yang perlu diingat, bahwa kuliah S2 bukanlah bertujuan agar kalian dapat lelaki yang S2 atau S3. Tapi, kuliah S2 ditujukan agar kalian bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kalian. Mendalami ilmu, bukanlah semata-mata untuk mencari jodoh. Tapi sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan akhir yang indah. Yakni pertemuan dengan Rabb. kalau pun mau kuliah di luar negri, gak ada yang akan menyalahkan. Selama bisa mempertahankan keimanan dari mata-mata atheis, dan orang-orang cabul, insyaallah kalian berada di zona aman. untuk kalian mestinya harus sudah persiapan jauh-jauh hari ya. baik secara fisik, mental maupun financial. haha
Okeh, kembali ke masalah pernikahan. Mungkin sebagian dari kamu, sudah ada yang menanyakan atau melamar. Istikharah tetap jadi solusi utama. Jujur, saya juga belum pernah melaksanakannya. Tapi biasanya gerak-gerik seseorang, tampilan fisiknya, bukankah akan menjadi pertanda tersendiri bagi kalian yang melihatnya. kalau berdasarkan penelitianku sih, cowok bisa kita liat dari pertimbangan Wajah dan suara. That's true. Terkadang ada yang cakep, tapi tidak meneduhkan. Kadang ada yang mukanya pas-pasan, tapi meneduhkan. Beneran, saya gak ngarang loh.
kalo buat yang cowok, sorry ya. Saya gak bisa ngasi' opsi ke kalian. Karena saya cewek, bukan cowok. Saya cuma ngasi' masukan, bagaimana pun cantiknya seseorang, tetep liat hatinya dan agamanya. hati memang tak bisa dilihat. Tapi bisa dirasakan. Mungkin agak mirip dengan saran saya tadi.
Soal karakter, mungkin setiap orang punya selera yang berbeda-beda kali ya. Kalo berkaitan dengan judul saya kali ini, berarti tetap jangan lupa, pilih yang mau diajak sukses. Yang mendukung pilihanmu, baik kuliah, kerja maupun mendalami agama.
Just it guys. Semoga coretan tanpa aturan ini bisa menjadi pengobat bagi jiwa-jiwa semester akhir yang galau tingkat dewa. Dan sayangnya, saya juga termasuk didalamnya. Don't forget. Skripsinya selesaiin dulu sebelum memilih dari empat opsi tersebut. Jangan takut! Skripsi itu mudah kok, layaknya ngerjain makalah yang biasa kita buat. Apapun yang kita cita-citakan di masa datang, semoga terwujud. Thank you guys, for reading this chapter.

3 komentar: