Selasa, 18 Februari 2014

Rindu Keluarga

“apa salahnya?? ia tak pernah sekalipun merasakan kasih sayang ayahnya. Tolonglah izinkan dia pergi. Lagipula ia sudah umur 8 tahun. Itu janjimu kan?? Kenapa kau begitu keras kepala kak??” Ucap tante Nita yang merupakan adik dari ayah.
Tujuan tante ke Indonesia tidak lain hanyalah untuk mengajakku ke Amerika. Tempat ayah berada. Ayah tak bersama keluarga kecil kami sejak aku dilahirkan. Entahlah, mereka pun menyembunyikan alasan perpecahan keluarga kecil kami dariku. Ayah tengah sakit parah saat ini dan ayah ingin bertemu denganku sebelum ajal menjemputnya. Namun, Ibu yang memiliki hak asuh atas diriku sejak perceraian itu bersih keras melarangku untuk sekedar menengok Ayah.
*****

Rabu, 12 Februari 2014

SMA Al-Rifa'ie

SMA AL-RIFA'IE Sekolah menengah tingkat atas yang smart dan modern yang berwawasan karakter bangsa serta berbasis pondok pesantren salaf yang memadukan IPTEK dengan IMTAQ.disinilah anak-anak al-rifa'ie menyalurkan berbagai kecerdasan dan bakat serta minat dalam hal duniawi tapi juga dalam hal akhirat.siswa di terapkan untuk selalu berakhlakul karimah,toleransi terhadap yang lain dan sebagainya.karena itu SMA Al- Rifa'ie terakreditasi A pada tahun ini.dan guru inilah yang membantu siswa SMA Al-Rifa'ie dalam perkembangan zaman teknologi di dunia ini

PENYESALAN

Aku ingin menjadi orang yang konsisten pada tujuan..
namun aku hanya manusia biasa..
yang hanya bisa mengikuti hawa nafsu belaka..
andai aku tak terhalang oleh nafsuku..
aku ingin katakan pada-Mu..
bahwa aku ingin mencinta-Mu dengan setulus hati..
mencintai Dzat yang akan memberikan segalanya untukku..
Kaulah Dzat yang tulus..
aku ingin mencintai-Mu..
namun..
yang terjadi saat ini adalah sebaliknya..
setiap detikku,setiap langkahku..
ku lakukan beribu-ribu kenistaan..
entah apa yang harus ku lakukan untuk untu menebus dosa..
tangisan penyesalan,istighfar pun sungguh sulit untuk Kau terima dengan dosaku ini..
dosaku bagaikan jumlah butiran pasir..
akupun seperti butiran pasir yang mencoba melawan arus angin..
namun aku hanyalah partikel kecil yang tak bisa melawan hembusan angin panas yang menghalauku..
aku pun ikuti kemana angin ini membawaku pergi..
yang ku tau hanyalah,aku akan kembali ke posisi yang sama dengan daerah yang berbeda..
oh..rabbku..
Kau begitu sempurna..
namun mengapa aku harus mendzalimi-Mu?
maafkan aku yang terlena dengan kehidupanku..
aku ingin mendapat ketenangan untuk bersama-Mu..
aku ingin kembali ke tujuan awal ku untuk menghafal firman-firman-Mu..
istaghfirlana ya rabb..

Senin, 10 Februari 2014

Lelaki Idaman

Pernikahan, sebenernya sesuatu yang dinanti oleh semua orang sih. Tapi, Kalo udah ditanya tentang tipe lelaki idaman, hmm, ini yang perlu dipikir kesekian kali. Kalo nururtin hati sih sebenarnya pengennya yang sempurna. Tapi sayangnya, gak ada tuh makhluk sempurna di dunia ini. Terus kamu milih yang bagaimana?
Ladies, kalo boleh aku saranin sih, kalian kalo milih cowok jangan dari penampilannya. Payahnya, jaman sekarang, justru cewek-cewek itu sukanya ngeliat dari sepeda motornya, dari pakaiannya, dari dompetnya. Hiuh, ada lagi yang parah, kadang ada yang suka cowok Cuma dari mukanya doang. Haduh, please ladies, ini yang super memalukan dan justru membuat harga diri kaum hawa semakin rendah. Mau harga diri kamu dibayar sama harta apalagi sama modal muka aja? Sebegitu murahkah harga dirimu? Apa kamu pikir hidup itu semudah membeli barang dengan uang yang melimpah? Apa kamu pikir hidup hanya pajangan yang bisa buat pameran di muka umum?. Coba jawab itu aja deh. Kalian pikir aja kesekian kali. Lalu, kalian pasti bertanya bagaimana hidup itu sebenarnya menurutku?
                Guys, hidup itu tantangan, hidup itu bagaimana kamu bisa melewati semua masalah, hidup berarti anugerah dari tuhan yang menjadi amanah bagi kita untuk menjaganya hingga waktunya raga ini kembali pada-Nya. Dari arti yang singkat tadi, apa yang kamu dapat?. Apakah benar, harta adalah segalanya? Apakah benar rupa adalah segalanya?. Ish, kalo anda menjawab benar, berarti perlu pengarahan oleh para ulama’, atau minimal orang psikolog lah, biar dapet solusinya. Tapi, jangan pilih ulama’ atau psikolog yang cakep atau kaya loh ya, itu gak ngefek untuk mendapatkan jalan keluar bagi permasalahan kita kali ini.
                Ijinkan aku untuk sedikit mencarikan jalan keluar, atau minimal member saran kepada kalian semua, bagaimana criteria cowok yang baik. Nih, perhatikan!!. Tapi ini menurut aku pribadi loh ya. Kalo ada yang gak setuju, it’s not problem. Ngikutin silahkan, enggak juga gak papa. Cowok yang baik itu, yang mau menghargai cewek. Eits, jangan salah paham dulu ya, maksudku menghargai itu, bukan kalo makan dibayarin, atau apapun dibayarin. Tapi, yang dimaksud disini adalah menghargai dalam jenis yang mendekati dengan kata menghormati, tapi bukan dalam artian cowok itu budaknya cewek loh. Tapi dalam artian yang lebih religious lagi, yaitu gak mau ngajak kamu keluar rumah berdua sebelum nikah, gak mau ngajak kamu sms-an sebelum nikah, gak mau ngajak kamu teleponan sebelum nikah, dan hal-hal lain yang banyak dijauhi oleh pasangan pacaran saat ini. Nah, itu baru namanya beneran menghargai. Kalo ditanya alasannya kenapa, karena coba dipikir dulu deh, nikah itukan butuh mahar, terus setelah nikah juga ada kewajiban bagi cowok buat ngasi’ nafkah. Nah, kalo pacaran? Seenaknya aja pegang-pegang, seenaknya aja bantu kita ngabisin pulsa tanpa mau ganti duit kita. Ish, mengenaskan. Kalo emang dari kalangan banyak duit nih pacar kamu, emang sih pulsa kamu bakalan digantiin tapi apa dia bisa gantiin hati kamu kalo suatu saat dia nyakitin hati kamu?. Kalo aku sih, pikir-pikir dulu deh kalo mau pacaran. Banyakan ruginya daripada untungnya.
                And the next, cowok yang baik itu yang pinter agamanya dan tentunya akhlaknya yang sesuai dengan kepintarannya. Hmm, sebagian cewek mungkin gak setuju, aku udah nyensus loh dan hasilnya sebagian besar cewek lebih milih cowok yang tajir dulu, itu yang paling pertama. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya kalian mencoba menyembunyikan kematrean kalian, akan ketahuan juga kok. Apalagi  kalo hartanya si cowok habis, udah pasti ditinggalin tuh. sebenarnya ini efek dari kebanyakan liat FTV indosiar :D. coba deh direnungin sekali lagi, kalo si cowok alim, dia bener-bener bisa jadi imam yang baik buat kamu. Mengajarimu tentang agama, mengarahkan keimananmu kepada tauhid yang benar, menciptakan keluarga yang harmonis berbasis Al-Qur’an, bayangin aja udah indah banget. Apalagi nih, biasanya kalo keluarga yang islami itu dijadikan teladan bagi orang banyak. Sering disuruh mimpin tahlil, atau kegiatan apapun yang masih berbasis religi, ini kalo kalian hidup di kampung loh ya. Jangan ambil negatifnya dengan memikirkan itu terlalu berat buat kalian, coba deh pikir kecengannya berapa coba kalo disuruh berapa kali manggung buat pengajian, tapi ini pake’ pikiran nakal yah. Jangan ditiru :D.
                Terakhir, aku secara pribadi kagum banget sama cowok pinter. Hmm, lebih bijaksana gitu keliatannya. Beberapa orang pinter yang aku tau itu biasanya gak begitu suka sama urusan yang gak penting seperti pacaran dan sebagainya, biasanya pandai berkata di depan public tapi kalo dalam hal menyatakan perasaan cinta sama seseorang  itu berat minta ampun, mereka lebih memilih menyembunyikannya. Cuek juga termasuk criteria orang pinter, soalnya kadang dia asyik dengan dunianya dan memilih tenggelam bersama buku. Tuh liat, sama buku aja kadang sampe’ lupa diri, apalagi kalo sama orang yang dia cintai. Haduh, so sweet dah pokoknya. Selain itu, kenapa aku lebih tertarik sama cowok pinter alasannya adalah seumpamanya nih namanya takdirkan gak selalu ada di atas, kadang kita juga ada jatuhnya. Orang yang pinter pasti mudah mendapatkan jalan keluar. Ini bukti antisipasiku buat kehidupan masa depan.

                Oke, aku rasa cukup itu ya yang bisa aku saranin ke kalian semua guys, tapi yang kalian harus selalu ingat, bahwa ada cewek yang istimewa di balik cowok yang istimewa. Jadi jangan ngoreksi kejelekan cowok melulu, koreksi dulu diri kita. Karena untuk mendapatkan cowok yang baik, kita pun harus baik. Ingat ladies, kita adalah penyemangat bagi lelaki kita jadi Jangan pernah menurunkan semangat mereka. Be the good women, from us and for us. Good Luck!!

Minggu, 02 Februari 2014

Belajar darimu

Hampir enam tahun kita tak bertemu. Sejak lulus dari sekolah dasar. Ah, masih terlalu anak-anak. Mungkin aku terlalu mendewakan masa lalu. Dan itulah aku. Meskipun, Beberapa tahun terakhir sebelum aku lulus dari pesantren, banyak lelaki  yang mendekatiku. Aku tetap memilih untuk acuh terhadapnya. Ini ujian keimanan terberat bagiku. Entahlah. Aku malah terjebak dengan orang-orang di masa laluku. Kau tau? Termasuk engkau.
 Aku selalu datang di setiap malam haflah di sekolah, meski tak ada lagi yang kukenal disana. Hanya guru-guru yang setia menjadi pengajar di sekolah itu yang kukenal. Aku tak mungkin memutuskan silaturrahmi antara aku dan guru-guru. Dan malam itu, malam yang tak pernah kusangka. Kau datang pula di tempat itu, di tempat kau dan aku bermain dulu. Sempat ingin menyapa, namun egoku lebih besar dari keinginanku. Ku putuskan tak menyapamu.
Aku mendapat nomermu dari fika. Kau ingat nama itu? nama seseorang yang pernah ada hubungan denganmu dan akulah yang menjadi pak pos yang selalu menyampaikan salammu untuknya. Di smsmu, selalu tertera namanya. Aku tersenyum. Aku senang saat aku bisa membantu teman-teman dalam segala masalah termasuk dalam masalah percintaan.
Malam itu, tak seperti biasa. Kau menanyakan kabarku, menanyakan keberhasilanku di pesantren, dan segala hal yang bersangkutan denganku. Mungkin kau merasa bosan dengan pembicaraan tentangnya. Namun, semakin lama semakin menjurus dan membawa hatiku jatuh dalam lautan cintamu yang berasaskan dakwah itu. Kau membawaku terjun ke dalam dunia dakwahmu dan aku mengikutimu. Termasuk menjadi seorang Haafidzul Qur’an. Aku senang kau mensupportku. Aku menyayangimu karena Allah dan aku tak ingin menodainya dengan dosa. Aku percayakan segalanya padamu. Aku yakin kaulah imam terbaik bagiku, meski aku ragu suatu saat kau pastilah bukan milikku. Aku pun tak ingin kau mengirimku sms, bahkan menelponku. Aku inginkan cinta yang benar-benar suci. Begitu indah saat itu. Apalagi saat kerinduan yang membuncah menyerang setelah seminggu tak memberikan kabar. Meski tak ada status diantara kita, pacaran atau teman. Bagiku status hubungan bukanlah hal yang penting. Aku memilih berteman denganmu.
Di tengah perjalanan cinta yang menurutmu berasaskan dakwah. Aku menemui diriku selalu kau khianati. Berulang kali aku berusaha menepis sikapmu. Namun, hati lainku mengatakan tak harus memutuskan silaturrahmi. Aku membalas smsmu. Sampai suatu hari, kau menuliskan kata romantic untukku. Aku terjatuh untuk kedua kalinya. Aku pun tak kuasa marah padamu, meski sebenarnya kau yang salah namun selalu aku yang terlihat salah. Yah, aku selalu mengalah padamu. Dan entahlah, aku selalu memaafkanmu.
Beberapa bulan setelah aku terjatuh kembali, kau ulangi kesalahanmu. Kau mulai merayu perempuan lain. Hatiku sakit. Aku sengaja tak memberi kabar padamu. Sesak hatiku. Bahkan untuk menangis pun aku tak kuasa. Aku tak ingin menangisi persoalan yang memang salahku sendiri. Aku tak ingin mengulanginya untuk kesekian kali. Bahkan aku tak membahas persoalan itu di smsmu. Aku hanya berharap kau jujur. Menanti kejujuranmu yang akan membuktikan seberapa cintamu padaku. Dan hasilnya? Nothing, kau sembunyikan segalanya dariku. Meski aku pun telah mengetahui segalanya.

Cukup lama tak ada kabar darimu, aku mencoba menghubungimu untuk sekedar bersialturrahmi yang pada saat itu bersamaan dengan ulang tahunmu. Send. Dan kau tak membalasnya, aku mencaci diriku, sebodoh itukah aku yang mencoba menyambung silaturrahmi dengan orang yang bahkan tak merasa kenal dengan diriku. Bahkan kau mengatakan kepada semua orang bahwa hubunganmu dan aku hanyalah sebuah kesalahpahaman dan tetap merayu perempuan itu. Hatiku semakin sakit. Aku menghibur hatiku sesering mungkin. Menghubungi teman-teman perempuanku yang lama tak kusapa. Apapun kulakukan untuk sekedar melupakanmu. Hingga akhirnya, aku pasrah pada keputusan tuhan. Kau tau? Aku kini bahagia meski tanpamu. Aku kini bahagia, tak ada penghiantan darimu lagi. Dan aku kini lebih yakin bahwa Allah mencoba mengingatkanku agar selalu mencintai-Nya. Terimakasih, karenamu aku merasakan sakitnya di khianati. Karenamu aku kini tau, tak ada hubungan cinta yang sempurna selain pernikahan. Dan aku pastikan, diriku tak akan jatuh ke dalam lubang yang sama, terimakasih.

Kemajuan Fashion Vs Me

            Kemajuan fashion kini membuat dunia cewek terutama semakin modis. Namun, tak jarang kemajuan fashion justru membuat kita tak semakin indah tetapi cenderung membuat kita lupa akan diri kita. Dari lupa akan siapa diri kita merambah menjadi kelupaan kepada akhlak kita kepada tuhan. Yah, itu seringkali terjadi pada kita terutama kaum cewek yang punya berjuta-juta model pakaian. Dari ujung kepala hingga ujung kaki saja sudah ada lebih dari seratus model yang bisa digunakan untuk menjadikan diri semakin tampil cantik dan modis. Keistimewaan luar-biasa memang saat bisa menggaet hati banyak cowok.
Dunia fashion pun kini merambah ke penjuru dunia Islam. Dari model kerudung yang bermacam-macam, baju sedemikian rupa agar tak ketinggalan dengan fashion yang tak sesuai islam. Mungkin ini adalah cara dakwah terbaru, membuat diri semakin menarik dengan fashion Islam terbaru, membuat non-islamic fashion agar tertarik untuk berhijab atau berfashion ala islami. Fashion islami ini kemudin di kritik keras oleh kaum islam radikal yang kemudian mencetuskan fashion syar'i.
Alasan ini pun menurut saya, memang tepat untuk mengkritik degradasi moral yang terjadi. Fashion, adalah yang menentukan moral seseorang. Bukannya saya termasuk islam radikal, namun dari fashion lah terlihat, bagaimana moral orang tersebut. Awalnya memang saya ingin mengikuti fashion yang berkembang, agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. Namun, Saya kemudian menemukan bagaimana fashion yang tepat menurut islam. Allah swt dalam surat an-Nur ayat ke 31 berfirman:

قُلْ لِلْمُؤْمِناتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصارِهِنَّ وَ يَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ ما ظَهَرَ مِنْها وَ لْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلى‏ جُيُوبِهِنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبائِهِنَّ أَوْ آباءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنائِهِنَّ أَوْ أَبْناءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني‏ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني‏ أَخَواتِهِنَّ أَوْ نِسائِهِنَّ أَوْ ما مَلَكَتْ أَيْمانُهُنَّ أَوِ التَّابِعينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلى‏ عَوْراتِ النِّساءِ وَ لا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ ما يُخْفينَ مِنْ زينَتِهِنَّ وَ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَميعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
(Wahai Rasulullah) Dan katakanlah kepada kaum wanita yang beriman  agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali sesuatu yang (biasa) tampak darinya. Hendaknya mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka tertutupi), janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali untuk suami-suami mereka, atau ayah dari suami-suami mereka atau putra-putra mereka, atau anak laki-laki dari suami-suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara-saudara laki-laki mereka, atau anak laki-laki dari saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka atau budak-budak mereka atau laki-laki (pembantu di rumah) yang tidak memiliki syahwat atau anak kecil yang tidak paham terhadap aurat wanita. Dan janganlah kalian mengeraskan langkah kaki kalian sehingga diketahui perhiasan yang tertutupi (gelang kaki). Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung.
                Ayat diatas, sangat membuat saya berpikir dua kali untuk mengikuti fashion saat ini. Meski seringkali ingin ikut tampil cantik. Namun, apalah artinya cantik di mata manusia, jika akhirnya menyisakan penyesalan di akhirat. bukankah kecantikan yang sebenarnya akan tumbuh dari hati, tanpa menampakkannya melalui pakaian?
                Sedikit bercerita tentang pengalaman saya saat mengikuti acara reoni pesantren. Saya terus memandang kawan lama saya itu. Kerudung model apapun mereka pakai asal modis. Saya turut senang melihat model kerudung mereka yang bermacam-macam. Mereka terlihat cantik, begitupun dengan model pakaian mereka yang tentunya tak ketinggalan jaman. Lalu saya melihat diri saya. Hah, inilah diri saya pakaian yang tetap seperti di ma’had dulu, atasan dua centi di bawah pantat, dan rok panjang yang mensempurnakan pakaian ala santri saya. Dengan jilbab dan bros di bawah untuk menutup dada. Persis di ma’had dulu. Hanya saja ada dua perbedaan dalam diri saya yang turut menyempurnakan dunia fashion ala santri saya. Daleman kerudung yang mencegah rambut saya kabur dari kediamannya serta kaos kaki yang membalut kulit kaki saya yang baru saya sadari bahwa kulit itu adalah aurat.
                Kembali saya tersenyum kecut pada diri saya sendiri. Pakaian tanpa modis. Pakaian ini yang membuat saya disangka sebagai salah seorang ustadzah di ma’had. Saya tersenyum kembali, di sisi lain mungkin saya tersindir dengan pakaian ala jadul Meskipun saya sudah hidup di kehidupan modern yang jauh berbeda dengan kehidupan pesantren. Namun, di sisi lain saya merasa terhormat karena keimanan saya di setarakan dengan mereka para ustadzah. Saya melihat diri saya kembali, menghibur diri saya yang tak berminat dengan fashion saat ini. Berkata pada diri saya sendiri. Bukankah saat badanmu tertutup, tidak akan mengundang syahwat bagi yang lain? Bukankah saat badanmu tertutup, justru kamu akan mengundang orang yang mencintaimu apa adanya?.

      Di pesantren saya diajarkan cara berpakaian menurut syariah. Mulai ujung kepala sampai ujung kaki, Termasuk perhiasan dan sebagainya yang turut andil dalam dunia fashion. Dari sana saya dapatkan dasarnya dan kemudian saya kembangkan dan saya tambah jika ada yang kurang. Saya tak ingin menjadi orang yang merugi. Bukankah orang yang beruntung adalah orang menjadikan dirinya lebih baik dari sebelumnya. Memang sulit mempertahankan adat pesantren yang terlihat ketinggalan zaman, namun saya berusaha membuatnya mudah. Kuncinya, cukup tutup telinga terhadap cacian orang lain. Saya cukup merasa beruntung bisa belajar di lingkungan islam inilah yang membuat hati saya tak tergoda dengan arus fashion yang ada saat ini. Saya cukup bercermin kepada orang lain yang mampu menutup aurat secara sempurna meski bukan lulusan pesantren. Ini yang seringkali membuat saya terus merasa malu, saat saya tidak bisa lebih dari mereka. Hingga akhirnya, saya memilih fashion yang tepat dan insyaallah di ridhoi oleh Allah. Terimakasih tuhan, Engkau masih menyadarkanku.