Senin, 15 Desember 2014

GERMANY

Skenario Allah selalu indah. Hanya itu yang bisa menjadi komentarku saat ini. menjadi mahsiswa ICP? siapa sangka diriku yang dulu sangat benci dengan pelajaran B. Inggris ini, harus menjadi mahasiswa yang kehidupannya berubah 80 derajat dari asalnya. Just for 2 years, I change my mind. inilah mungkin jalannya menuju Jerman.
1,5 tahun yang lalu. logikapun tak pernah kesampaian sampai sana. diriku yang benci bahasa Inggris ini, nekat mendaftarkan diri di kelas yang harus berbicara bahasa Inggris. Hampir saja aku tak mengikuti test seleksi masuk kelas ICP ini. Alasannya, you knowlah. I am really hate it. Namun, ada satu keyakinanku. AKU PASTI GAK KETERIMA. just it, that what I think. But, my destiny is different with something that I think. AKU DITERIMA di kelas ICP.

Sabtu, 13 Desember 2014

TOKOH FILSAFAT: Al-Ghazali Versus Rene Descartes




A.    Biografi Al-Ghazali
                Abu hamid Muhammad al-Ghazali lahir di tahun 1059 M., beliau dipanggil al-Ghazali karena beliau dilahirkan di Ghazaleh, suatu kota kecil yang terletak di dekat Tus, Khurasan, kawasan Iran. Beliau dilahirkan dari keluarga sederhana, ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil tenunnya, dan taat beragama, mempunyai semangat keagamaan tinggi seperti terlihat pada simpatiknya terhadap ‘ulama dan mengharapkan anaknya menjadi ‘ulama yang selalu memberi nasihat kepada umatnya. Sehingga beliau dititipkan kepada teman ayah beliau yang merupakan seorang ahli tasawwuf untuk mendapatkan bimbingan dan didikan.[1]
Pada masa mudanya ia belajar di Nisyapur,  Khurasan, yang pada waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan yang penting di dunia Islam dan kemudian menjadi murid Imam Haramain al-Juwaini, Guru Besar di Madrasah al-Nizamiyah, Nisyapur. Mata pelajaran yang di berikan oleh Madrasah ini diantaranya adalah teologi (ilmu kalam), hukum Islam, filsafat, logika, sufisme, dan ilmu-ilmu alam.

PERAN ILMU PENGETAHUAN BAGI KELESTARIAN ALAM



A.    Pengertian dan Manfaat Sumber Daya Alam Bagi Kehidupan
1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Penggolongan Sumber Daya alam
Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. Sumber daya alam tersebut dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal.
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumber daya alam diklasifikasikan seperti berikut ini .

Model-Model Pengembangan Kurikulum




A.      Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar (Zainal Abidin, 2012:137). Dalam pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan tentang salah satu bagian kurikulum. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model, pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran.
Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

OBSERVASI BMKG KARANG PLOSO



A.            Alat-alat dan fungsi masing-masing
Stasiun Klimatologi Karang Ploso adalah salah satu dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang ada di Indonesia serta bertanggung jawab kepada Kepala Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika. Lokasi stasiun ini di Jalan Zentana no. 33 Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Mengingat tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan, maka badan ini diberi fasilitas berupa Taman alat yang merupakan tempat kedudukan alat-alat meteorology, klimatologi dengan luas 40 x 60 m. adapun unsur-unsur yang diamati diantaranya adalah angina, curah hujan, suhu udara, suhu maksimum dan minimum, suhu tanah, suhu minimum rumput, kelembaban udara relative, tekanan udara, intensitas radiasi surya, lama penyinaran matahari, dan penguapan. Hal-hal tersebut bisa dilakukan melalui manual maupun yang dapat terhubung dengan computer langsung sehingga tidak di ragukan kebenarannya. Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan oleh stasiun Klimatologi:

Ejaan



1.    SALAH UCAP DAN SALAH EJA
Dalam pemakaian bahasa Indonesia, sering kita jumpai kata-kata yang dieja atau diucapkan dengan tidak tepat. Kesalahan dalam mengeja atau mengucapkan kata-kata tertentu sering kita baca atau kita dengar. Kesalahan dalam mengucapkan kata-kata itu kadang berpangkal pada kesalahan ejaan, jadi sekaligus terjadi salah eja dan salah ucap. Tetapi sering juga kata-kata yang betul ejaannya dibaca dengan lafal yang salah.
Salah eja dan salah ucap itu untuk sebagian terjadi karena pengaruh bahasa daerah. Kata-kata besok, nomor, Senin, Rabu, Kamis, sering dieja dan diucapkan mbesuk atau besuk, Nomer, Senen, Rebo, dan kemis. Kadang ejaanya sudah benar tetapi diucapkan dengan tidak benar, misalnya : mengatakan diucapkan mengatak-en.

MAJAS DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR



A.    Chairil Anwar dan Puisinya
Chairil Anwar adalah seorang penyair hebat yang sangat terkenal di Indonesia hingga saat ini. Karya-karya puisinya sangatlah indah dan dikenal banyak masyarakat. Dia merupakan legenda dalam menciptakan puisi yang sangat bagus. Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 kemudian ia pindah dan menetap di Jakarta. Puisi Chairil Anwar memiliki ciri khas yang berbeda yang menandakan kepiawaiannya dalam Membuat Puisi. Chairil Anwar membuat puisi dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah di pahami oleh masyarakat luas. Namun, seringkali puisinya menyimpan semangat yang besar sehingga pembaca akan merasakan pengaruhnya.

TOKOH-TOKOH ALIRAN SEJARAH



Tokoh-tokoh aliran sejarah sangatlah banyak, namun yang akan dibahas kali ini yang dianggap paling penting saja, diantaranya yaitu:
1.      Friedrich List (1789-1846)
Friedrich List lahir dan memperoleh pendidikan di jerman. Ia pernah mengajar di negara tersebut, tetapi idenya memaksanya untuk pindah ke Amerika Serikat. Salah satu buku list yang terkenal adalah : Das Nationale System der Politischen Oekonomie, der Internationale Handel, die Handels Politik und der Deutche ollverein, atau dalam bahasa Inggrisnya : The National System of Political Economy, International Trade, Trade Policy and the German Customs Union (1841). Dalam buku-buku tersebut List menyerang pakar-pakar klasik yang disebutnya “cosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah.

Otonomi Daerah



A.    Arti Otonomi Daerah
            Istilah Otonomi Daerah berasal dari Yunani autos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi daerah dapat di arttikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri (Bayu Suryaninrat ;1985).
            Beberapa pendapat para ahli yang dikutip oleh abdulrahman (1997),mengemukakan bahwa:
1.      F.Sugeng Istianto mengartikan tonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.
2.      Ateng Syarifuddin mengemukakan bahwa otonomi daerah mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemedekaan.Kebebesan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus dpertanggung jawabkan.
3.      Syarif Sholeh berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah daerah itu sendiri.hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.

Dunia Luas tak Berdinding

ingat masa itu?
aku mendadak merindukan masa-masa ini. masa-masa penuh perjuangan setiap ujian "muhafadzah" dan penuh tirakat. mendendangkannya setiap hari tanpa lelah. entah kapan masa-masa itu akan hadir kembali. aku merindukannya. aku ingin menikmatinya kembali.
Namun kusadari inilah fase kedewasaan. fase untuk mencari ilmu yang lebih. tidak hanya berpatok pada ilmu yang pernah kudapat. budaya pesantren memang terpatri di hati. membuatku mengerti masih ada dunia yang luas di luar kehidupan matrialistis.
"Pesantren" setiap orang mungkin berpikir tempat kumuh dimana tempat orang-orang bersarung dan berjilbab berkumpul. namun bagiku, "pesantren" adalah tempat paling cerah dari pantai, gunung dan lainnya dimana orang terbiasa menghabiskan waktunya. didalamnya terdapat para pecinta hakikat Rabb yang sesungguhnya. langkah mereka ikhlas dalam mencari ilmu-Nya, ikhlas dalam memperjuangkan agama-Nya.

Dilema Pendidik

Oke guys, hari ini saya akan membicarakan tentang peran pendidik. Dilihat dari dzahirnya, problematika yang ada pada saat ini tidak lain selalu disangkutpautkan dengan kesalahan pada sisi pendidikan dan dengan otomatis pendidik (red. guru) akan menjadi tersangka utama. Teringat pada saat pembimbingan pengabdian masyarakat tempo hari seperti biasa sebelum kami diberi materi yang cukup memanaskan otak, pemateri akan memberikan umpan-umpan yang akan kembali menumbuhkan semangat kami yang mulai jenuh dengan materi pada saat itu. seorang pemateri mengeluarkan leluconnya kira-kira ungkapannya seperti ini "di sini berapa orang yang dari FITK? tolong acungkan tangan" kami sontak mengacungkan tangan "kasihan ini anak-anak FITK, selalu disalahkan jika ada problematika di dunia. dikit-dikit salah pendidikannya. Jadi yang sabar ya anak FITK."

Jumat, 24 Oktober 2014

Dasar Pendidikan "pengantar pendidikan review"



BAB I
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANG

A.Sifat Hakikat Manusia
                 Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat,khususnya filsafat antropologi.hal ini menjadi keharusan karena pendidikan bukanlah sekadar soal praktek yang berlandasan dan bertujuan.sifat hakikat manusia bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar,sitematis,dan universal tenteng ciri hakiki manusia.bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur,dan hal itu menjadi keharusan.

Minggu, 21 September 2014

MAKALAH SOSIOLOGI POLITIK KONFLIK DAN INTEGRITAS POLITIK



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Organisasi merupakan kesatuan individu yang memiliki tujuan yang sama. Namun layaknya ilmu Sosiologi yang selalu berubah, setiap individu pun dapat berubah seiring berubahnya pola pemikiran setiap individu. Seringkali dalam individu dihadangkan pada perbedaan-perbedaan yang pada ujungnya menimbulkan konflik.
Orde baru, seringkali menerjemahkan konflik dalam istilah yang negative sebagai bentuk trauma orde baru akibat ketidakstabilan politik pada masa orde lama, dominasi ilmu sosial fungsionalisme structural di jagad keilmuan sosial Indonesia pada periode tersebut serta kepentingan pembangunan yang mensyarakat stabilitas politik berlebihan. Itulah yang kemudian menyebabkan segala potensi modal sosial, aspirasi, dan konflik yang terpendam muncul secara radikal dalam bentuk kekerasan selama transisi demokrasi sejak 1998 sebagai efek dari pengharaman konflik serta pengabaian eksistensi dinamika sosial.

Sabtu, 24 Mei 2014

Langit Akan Tetap Tenang



“kapan kita ndak kena’ macet ya?” ucap Gilang. Seorang cowok dari pelosok Jawa tengah yang akan selalu menggerutu akan kemacetan yang terjadi setiap kami pulang dari kuliah. Menurut ceritanya, ia tak pernah menemukan hal semacam ini di Jepang. Yah, dia seorang peserta pertukaran pelajar pada tahun 2010 lalu. Meski hanya 1 bulan, namun konon katanya ia merasakan simpati yang mendalam pada Indonesia saat ia sedang berada di sana. Ia merasa Indonesia sangat sesak akan kasus. Yah, meskipun ia selalu menyanjung Indonesia di akhir ceritanya karena tidak rawan gempa.
Aku selalu terkikik saat ia menggerutu seperti itu. Dengan gaya bahasanya yang kental dengan logat jawa itu, aku merasa nyaman saat ngobrol dengannya. Mungkin orang di sekitar kami di bus ini tak akan menyangka bahwa lelaki medok ini mahir berbicara dalam bahasa Jepang dan saat mendengar cerita yang secara tak sengaja didengar darinya, mungkin mereka menganggap ceritnya sebagai cerita rekayasa belaka. Inilah Uniknya, Ia selalu menggerutu dengan menambahkan cerita di belakangnya dengan tingkat percaya diri di atas rata-rata. Yah, meski kadang cerita itu seringkali diulang kembali.

Senin, 05 Mei 2014

STOP Kekerasan Terhadap Anak-Anak!!



Kekerasan. Dari bentuk kata yang ada, setiap orang akan membayangkannya seperti pukulan, cubitan atau lebih parahnya lagi menyiram air panas dan sebagainya yang merusak fisik. Namun tahukah anda wahai para orang dewasa? Kekerasan bukan hanya menyakiti fisik mereka, namun merusak mental mereka dengan kata-kata pedas, kata-kata kotor juga merupakan kekerasan, gadget dan pakaian yang tak sesuai dengan usiapun juga termasuk dalam kriteria kekerasan. Lebih Tepatnya, Kekerasan bisa pula didefinisikan sebagai peruskan potensi anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka. Ibarat  sebuah kertas putih yang dicoret-coret tanpa aturan, hanya akan berisi garis yang tak nyaman dibaca maupun dilihat, garisnya pun tak memberikan makna abstrak layaknya lukisan abstrak. Namun beda cerita dengan sebuah kertas putih yang didalamnya tegores guratan tulisan penuh makna ataupun lukisan indah penuh warna. Maka, Kertas yang murah akan menjadi mahal.

Kamis, 17 April 2014

Masjidku Kenanganku



Aku tutup Novel yang seminggu ini telah kukhatamkan. Novel yang tentunya membuka hatiku untuk kembali merindukan kalian. Novel ala santri pondokan yang berjuang. Bedanya, mereka berjuang untuk menjadi seorang hafidz, tapi kita berjuang untuk bisa mencapai kelulusan. Masjid, menjadi setting utama di Novel itu. Rindunya aku dengan Kemegahan Masjid YPM Al-Rifa’ie 1 yang dipenuhi kalian semua. Rindu saat kita berjuang mendapatkan shaf pertama. Ngaji bareng sambil menunggu isya’, sebelum Maghrib tiba, kita pun membaca Al-Qur’an. Meski secara individu, namun deru suara kita yang berusaha mengkhatmkan bacaan Al-Qur’an sungguh kurindukan. Saat ujian menyergap, kita tak akan lepas dari Masjid. Masjid. Tempat tongkrongan favorit.

Mantra Ajaib



“Jika purna sudah waktuku” bibirnya terus mengatakannya di tengah kegaduhan bus. Aku coba menegurnya dengan meletakkan tanganku di pahanya. Dia saudara kembarku. Tazkiyah. Sesuai namanya, ia selalu membersihkan dirinya dengan mengatakan kalimat itu. Disetiap waktu. Setiap shalat. Agar dirinya tetap dekat dengan sang Maha Kuasa yang entah kapan akan siap mengutus malaikat Izrail kepada kita. Kaum manusia yang takdirnya telah ada di Lauhil Mahfudz.
“boleh saya tau nama anda?” ucap seorang lelaki di sampingku. Ia terlihat satu almamater denganku dan adikku.
“namaku Tafkirah” ucap Tazkiyah.
“aku tidak bertanya padamu, aku bertanya padanya” ucap lelaki itu menunjukku.
“tidakkah kau melihat isyarat-isyarat tangan yang berusaha ia bentuk untuk mengatakannya padamu?” ucap Tazkiyah. Yah, aku memang bisu. Itulah yang bisa aku lakukan, memberikan isyarat kepada siapapun.
“oh, Maaf” ucap lelaki itu terlihat menyesal.
*****

Rabu, 26 Maret 2014

Akan Aku Ubah Dunia



Guru. Kata yang selalu kuanggap remeh. Setiap hari, ayah selalu mengatakannya. Mungkin karena profesi Ayah yang memang seorang guru. Aku tak pernah menyukainya. Aku punya mimpi besar. Akuntan hebat yang bisa keliling dunia bak Sri Mulyani. Entah, aku tak tau sosoknya, bahkan kisahnya. Aku tak tau. Yang ku tau seorang guru sekolah dasarku pernah menyebutkan namanya saat aku bersilaturrahmi ke rumahnya.
“kalau kamu Sekar, masuk jurusan apa sekarang? Kelas 11 kan ya?” ucap pak Bejo, setelah berbincang-bincang dengan teman-temanku yang lain. Dari 10 orang yang ada, 7 diantaranya mengakui dengan bangga bahwa mereka kini masuk jurusan IPA, dua orang dari tiga yang tersisa lebih memilih bersekolah di SMK dengan jurusan yang tak kalah keren. Teknik. Jurusan yang mungkin memiliki peminat yang jumlahnya lumayan besar. Dan aku, duduk dideretan paling ujung dengan jurusan yang bagiku tak terlalu istimewa, keyakinan ini mulai menciut.
Sejenak aku tersenyum. Menunjukkan aku menghina diriku sendiri.
“IPS pak.” ucapku ragu-ragu dan menundukkan wajah yang amat malu. Teman-teman seketika mendongakkan mukanya dengan ekspresi terkejut. Tak percaya. Mengingat prestasi-prestasi akademik yang pernah aku capai di bangku SD melalui nilai IPA.
“oooo IPS. Bagus. Pilihan yang tepat. Pelajaran apa yang disukai?” ucap pak Bejo membuat hatiku serasa hidup kembali dari gelombang kecemasan yang tengah kubayangkan. Kuangkat mukaku kembali dengan optimis.
“ekonomi pak.” Sejenak kuliat wajah pak Bejo yang puas atas jawabanku.
“sudah kuduga. Saya do’akan kamu bisa jadi penerus Sri Mulyani.” Senyumnya mengembang. Aku turut mengamini dalam senyum optimisku meski tak ku tau siapa dia.
*****

Selasa, 18 Februari 2014

Rindu Keluarga

“apa salahnya?? ia tak pernah sekalipun merasakan kasih sayang ayahnya. Tolonglah izinkan dia pergi. Lagipula ia sudah umur 8 tahun. Itu janjimu kan?? Kenapa kau begitu keras kepala kak??” Ucap tante Nita yang merupakan adik dari ayah.
Tujuan tante ke Indonesia tidak lain hanyalah untuk mengajakku ke Amerika. Tempat ayah berada. Ayah tak bersama keluarga kecil kami sejak aku dilahirkan. Entahlah, mereka pun menyembunyikan alasan perpecahan keluarga kecil kami dariku. Ayah tengah sakit parah saat ini dan ayah ingin bertemu denganku sebelum ajal menjemputnya. Namun, Ibu yang memiliki hak asuh atas diriku sejak perceraian itu bersih keras melarangku untuk sekedar menengok Ayah.
*****

Rabu, 12 Februari 2014

SMA Al-Rifa'ie

SMA AL-RIFA'IE Sekolah menengah tingkat atas yang smart dan modern yang berwawasan karakter bangsa serta berbasis pondok pesantren salaf yang memadukan IPTEK dengan IMTAQ.disinilah anak-anak al-rifa'ie menyalurkan berbagai kecerdasan dan bakat serta minat dalam hal duniawi tapi juga dalam hal akhirat.siswa di terapkan untuk selalu berakhlakul karimah,toleransi terhadap yang lain dan sebagainya.karena itu SMA Al- Rifa'ie terakreditasi A pada tahun ini.dan guru inilah yang membantu siswa SMA Al-Rifa'ie dalam perkembangan zaman teknologi di dunia ini

PENYESALAN

Aku ingin menjadi orang yang konsisten pada tujuan..
namun aku hanya manusia biasa..
yang hanya bisa mengikuti hawa nafsu belaka..
andai aku tak terhalang oleh nafsuku..
aku ingin katakan pada-Mu..
bahwa aku ingin mencinta-Mu dengan setulus hati..
mencintai Dzat yang akan memberikan segalanya untukku..
Kaulah Dzat yang tulus..
aku ingin mencintai-Mu..
namun..
yang terjadi saat ini adalah sebaliknya..
setiap detikku,setiap langkahku..
ku lakukan beribu-ribu kenistaan..
entah apa yang harus ku lakukan untuk untu menebus dosa..
tangisan penyesalan,istighfar pun sungguh sulit untuk Kau terima dengan dosaku ini..
dosaku bagaikan jumlah butiran pasir..
akupun seperti butiran pasir yang mencoba melawan arus angin..
namun aku hanyalah partikel kecil yang tak bisa melawan hembusan angin panas yang menghalauku..
aku pun ikuti kemana angin ini membawaku pergi..
yang ku tau hanyalah,aku akan kembali ke posisi yang sama dengan daerah yang berbeda..
oh..rabbku..
Kau begitu sempurna..
namun mengapa aku harus mendzalimi-Mu?
maafkan aku yang terlena dengan kehidupanku..
aku ingin mendapat ketenangan untuk bersama-Mu..
aku ingin kembali ke tujuan awal ku untuk menghafal firman-firman-Mu..
istaghfirlana ya rabb..

Senin, 10 Februari 2014

Lelaki Idaman

Pernikahan, sebenernya sesuatu yang dinanti oleh semua orang sih. Tapi, Kalo udah ditanya tentang tipe lelaki idaman, hmm, ini yang perlu dipikir kesekian kali. Kalo nururtin hati sih sebenarnya pengennya yang sempurna. Tapi sayangnya, gak ada tuh makhluk sempurna di dunia ini. Terus kamu milih yang bagaimana?
Ladies, kalo boleh aku saranin sih, kalian kalo milih cowok jangan dari penampilannya. Payahnya, jaman sekarang, justru cewek-cewek itu sukanya ngeliat dari sepeda motornya, dari pakaiannya, dari dompetnya. Hiuh, ada lagi yang parah, kadang ada yang suka cowok Cuma dari mukanya doang. Haduh, please ladies, ini yang super memalukan dan justru membuat harga diri kaum hawa semakin rendah. Mau harga diri kamu dibayar sama harta apalagi sama modal muka aja? Sebegitu murahkah harga dirimu? Apa kamu pikir hidup itu semudah membeli barang dengan uang yang melimpah? Apa kamu pikir hidup hanya pajangan yang bisa buat pameran di muka umum?. Coba jawab itu aja deh. Kalian pikir aja kesekian kali. Lalu, kalian pasti bertanya bagaimana hidup itu sebenarnya menurutku?
                Guys, hidup itu tantangan, hidup itu bagaimana kamu bisa melewati semua masalah, hidup berarti anugerah dari tuhan yang menjadi amanah bagi kita untuk menjaganya hingga waktunya raga ini kembali pada-Nya. Dari arti yang singkat tadi, apa yang kamu dapat?. Apakah benar, harta adalah segalanya? Apakah benar rupa adalah segalanya?. Ish, kalo anda menjawab benar, berarti perlu pengarahan oleh para ulama’, atau minimal orang psikolog lah, biar dapet solusinya. Tapi, jangan pilih ulama’ atau psikolog yang cakep atau kaya loh ya, itu gak ngefek untuk mendapatkan jalan keluar bagi permasalahan kita kali ini.
                Ijinkan aku untuk sedikit mencarikan jalan keluar, atau minimal member saran kepada kalian semua, bagaimana criteria cowok yang baik. Nih, perhatikan!!. Tapi ini menurut aku pribadi loh ya. Kalo ada yang gak setuju, it’s not problem. Ngikutin silahkan, enggak juga gak papa. Cowok yang baik itu, yang mau menghargai cewek. Eits, jangan salah paham dulu ya, maksudku menghargai itu, bukan kalo makan dibayarin, atau apapun dibayarin. Tapi, yang dimaksud disini adalah menghargai dalam jenis yang mendekati dengan kata menghormati, tapi bukan dalam artian cowok itu budaknya cewek loh. Tapi dalam artian yang lebih religious lagi, yaitu gak mau ngajak kamu keluar rumah berdua sebelum nikah, gak mau ngajak kamu sms-an sebelum nikah, gak mau ngajak kamu teleponan sebelum nikah, dan hal-hal lain yang banyak dijauhi oleh pasangan pacaran saat ini. Nah, itu baru namanya beneran menghargai. Kalo ditanya alasannya kenapa, karena coba dipikir dulu deh, nikah itukan butuh mahar, terus setelah nikah juga ada kewajiban bagi cowok buat ngasi’ nafkah. Nah, kalo pacaran? Seenaknya aja pegang-pegang, seenaknya aja bantu kita ngabisin pulsa tanpa mau ganti duit kita. Ish, mengenaskan. Kalo emang dari kalangan banyak duit nih pacar kamu, emang sih pulsa kamu bakalan digantiin tapi apa dia bisa gantiin hati kamu kalo suatu saat dia nyakitin hati kamu?. Kalo aku sih, pikir-pikir dulu deh kalo mau pacaran. Banyakan ruginya daripada untungnya.
                And the next, cowok yang baik itu yang pinter agamanya dan tentunya akhlaknya yang sesuai dengan kepintarannya. Hmm, sebagian cewek mungkin gak setuju, aku udah nyensus loh dan hasilnya sebagian besar cewek lebih milih cowok yang tajir dulu, itu yang paling pertama. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya kalian mencoba menyembunyikan kematrean kalian, akan ketahuan juga kok. Apalagi  kalo hartanya si cowok habis, udah pasti ditinggalin tuh. sebenarnya ini efek dari kebanyakan liat FTV indosiar :D. coba deh direnungin sekali lagi, kalo si cowok alim, dia bener-bener bisa jadi imam yang baik buat kamu. Mengajarimu tentang agama, mengarahkan keimananmu kepada tauhid yang benar, menciptakan keluarga yang harmonis berbasis Al-Qur’an, bayangin aja udah indah banget. Apalagi nih, biasanya kalo keluarga yang islami itu dijadikan teladan bagi orang banyak. Sering disuruh mimpin tahlil, atau kegiatan apapun yang masih berbasis religi, ini kalo kalian hidup di kampung loh ya. Jangan ambil negatifnya dengan memikirkan itu terlalu berat buat kalian, coba deh pikir kecengannya berapa coba kalo disuruh berapa kali manggung buat pengajian, tapi ini pake’ pikiran nakal yah. Jangan ditiru :D.
                Terakhir, aku secara pribadi kagum banget sama cowok pinter. Hmm, lebih bijaksana gitu keliatannya. Beberapa orang pinter yang aku tau itu biasanya gak begitu suka sama urusan yang gak penting seperti pacaran dan sebagainya, biasanya pandai berkata di depan public tapi kalo dalam hal menyatakan perasaan cinta sama seseorang  itu berat minta ampun, mereka lebih memilih menyembunyikannya. Cuek juga termasuk criteria orang pinter, soalnya kadang dia asyik dengan dunianya dan memilih tenggelam bersama buku. Tuh liat, sama buku aja kadang sampe’ lupa diri, apalagi kalo sama orang yang dia cintai. Haduh, so sweet dah pokoknya. Selain itu, kenapa aku lebih tertarik sama cowok pinter alasannya adalah seumpamanya nih namanya takdirkan gak selalu ada di atas, kadang kita juga ada jatuhnya. Orang yang pinter pasti mudah mendapatkan jalan keluar. Ini bukti antisipasiku buat kehidupan masa depan.

                Oke, aku rasa cukup itu ya yang bisa aku saranin ke kalian semua guys, tapi yang kalian harus selalu ingat, bahwa ada cewek yang istimewa di balik cowok yang istimewa. Jadi jangan ngoreksi kejelekan cowok melulu, koreksi dulu diri kita. Karena untuk mendapatkan cowok yang baik, kita pun harus baik. Ingat ladies, kita adalah penyemangat bagi lelaki kita jadi Jangan pernah menurunkan semangat mereka. Be the good women, from us and for us. Good Luck!!

Minggu, 02 Februari 2014

Belajar darimu

Hampir enam tahun kita tak bertemu. Sejak lulus dari sekolah dasar. Ah, masih terlalu anak-anak. Mungkin aku terlalu mendewakan masa lalu. Dan itulah aku. Meskipun, Beberapa tahun terakhir sebelum aku lulus dari pesantren, banyak lelaki  yang mendekatiku. Aku tetap memilih untuk acuh terhadapnya. Ini ujian keimanan terberat bagiku. Entahlah. Aku malah terjebak dengan orang-orang di masa laluku. Kau tau? Termasuk engkau.
 Aku selalu datang di setiap malam haflah di sekolah, meski tak ada lagi yang kukenal disana. Hanya guru-guru yang setia menjadi pengajar di sekolah itu yang kukenal. Aku tak mungkin memutuskan silaturrahmi antara aku dan guru-guru. Dan malam itu, malam yang tak pernah kusangka. Kau datang pula di tempat itu, di tempat kau dan aku bermain dulu. Sempat ingin menyapa, namun egoku lebih besar dari keinginanku. Ku putuskan tak menyapamu.
Aku mendapat nomermu dari fika. Kau ingat nama itu? nama seseorang yang pernah ada hubungan denganmu dan akulah yang menjadi pak pos yang selalu menyampaikan salammu untuknya. Di smsmu, selalu tertera namanya. Aku tersenyum. Aku senang saat aku bisa membantu teman-teman dalam segala masalah termasuk dalam masalah percintaan.
Malam itu, tak seperti biasa. Kau menanyakan kabarku, menanyakan keberhasilanku di pesantren, dan segala hal yang bersangkutan denganku. Mungkin kau merasa bosan dengan pembicaraan tentangnya. Namun, semakin lama semakin menjurus dan membawa hatiku jatuh dalam lautan cintamu yang berasaskan dakwah itu. Kau membawaku terjun ke dalam dunia dakwahmu dan aku mengikutimu. Termasuk menjadi seorang Haafidzul Qur’an. Aku senang kau mensupportku. Aku menyayangimu karena Allah dan aku tak ingin menodainya dengan dosa. Aku percayakan segalanya padamu. Aku yakin kaulah imam terbaik bagiku, meski aku ragu suatu saat kau pastilah bukan milikku. Aku pun tak ingin kau mengirimku sms, bahkan menelponku. Aku inginkan cinta yang benar-benar suci. Begitu indah saat itu. Apalagi saat kerinduan yang membuncah menyerang setelah seminggu tak memberikan kabar. Meski tak ada status diantara kita, pacaran atau teman. Bagiku status hubungan bukanlah hal yang penting. Aku memilih berteman denganmu.
Di tengah perjalanan cinta yang menurutmu berasaskan dakwah. Aku menemui diriku selalu kau khianati. Berulang kali aku berusaha menepis sikapmu. Namun, hati lainku mengatakan tak harus memutuskan silaturrahmi. Aku membalas smsmu. Sampai suatu hari, kau menuliskan kata romantic untukku. Aku terjatuh untuk kedua kalinya. Aku pun tak kuasa marah padamu, meski sebenarnya kau yang salah namun selalu aku yang terlihat salah. Yah, aku selalu mengalah padamu. Dan entahlah, aku selalu memaafkanmu.
Beberapa bulan setelah aku terjatuh kembali, kau ulangi kesalahanmu. Kau mulai merayu perempuan lain. Hatiku sakit. Aku sengaja tak memberi kabar padamu. Sesak hatiku. Bahkan untuk menangis pun aku tak kuasa. Aku tak ingin menangisi persoalan yang memang salahku sendiri. Aku tak ingin mengulanginya untuk kesekian kali. Bahkan aku tak membahas persoalan itu di smsmu. Aku hanya berharap kau jujur. Menanti kejujuranmu yang akan membuktikan seberapa cintamu padaku. Dan hasilnya? Nothing, kau sembunyikan segalanya dariku. Meski aku pun telah mengetahui segalanya.

Cukup lama tak ada kabar darimu, aku mencoba menghubungimu untuk sekedar bersialturrahmi yang pada saat itu bersamaan dengan ulang tahunmu. Send. Dan kau tak membalasnya, aku mencaci diriku, sebodoh itukah aku yang mencoba menyambung silaturrahmi dengan orang yang bahkan tak merasa kenal dengan diriku. Bahkan kau mengatakan kepada semua orang bahwa hubunganmu dan aku hanyalah sebuah kesalahpahaman dan tetap merayu perempuan itu. Hatiku semakin sakit. Aku menghibur hatiku sesering mungkin. Menghubungi teman-teman perempuanku yang lama tak kusapa. Apapun kulakukan untuk sekedar melupakanmu. Hingga akhirnya, aku pasrah pada keputusan tuhan. Kau tau? Aku kini bahagia meski tanpamu. Aku kini bahagia, tak ada penghiantan darimu lagi. Dan aku kini lebih yakin bahwa Allah mencoba mengingatkanku agar selalu mencintai-Nya. Terimakasih, karenamu aku merasakan sakitnya di khianati. Karenamu aku kini tau, tak ada hubungan cinta yang sempurna selain pernikahan. Dan aku pastikan, diriku tak akan jatuh ke dalam lubang yang sama, terimakasih.

Kemajuan Fashion Vs Me

            Kemajuan fashion kini membuat dunia cewek terutama semakin modis. Namun, tak jarang kemajuan fashion justru membuat kita tak semakin indah tetapi cenderung membuat kita lupa akan diri kita. Dari lupa akan siapa diri kita merambah menjadi kelupaan kepada akhlak kita kepada tuhan. Yah, itu seringkali terjadi pada kita terutama kaum cewek yang punya berjuta-juta model pakaian. Dari ujung kepala hingga ujung kaki saja sudah ada lebih dari seratus model yang bisa digunakan untuk menjadikan diri semakin tampil cantik dan modis. Keistimewaan luar-biasa memang saat bisa menggaet hati banyak cowok.
Dunia fashion pun kini merambah ke penjuru dunia Islam. Dari model kerudung yang bermacam-macam, baju sedemikian rupa agar tak ketinggalan dengan fashion yang tak sesuai islam. Mungkin ini adalah cara dakwah terbaru, membuat diri semakin menarik dengan fashion Islam terbaru, membuat non-islamic fashion agar tertarik untuk berhijab atau berfashion ala islami. Fashion islami ini kemudin di kritik keras oleh kaum islam radikal yang kemudian mencetuskan fashion syar'i.
Alasan ini pun menurut saya, memang tepat untuk mengkritik degradasi moral yang terjadi. Fashion, adalah yang menentukan moral seseorang. Bukannya saya termasuk islam radikal, namun dari fashion lah terlihat, bagaimana moral orang tersebut. Awalnya memang saya ingin mengikuti fashion yang berkembang, agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. Namun, Saya kemudian menemukan bagaimana fashion yang tepat menurut islam. Allah swt dalam surat an-Nur ayat ke 31 berfirman:

قُلْ لِلْمُؤْمِناتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصارِهِنَّ وَ يَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ ما ظَهَرَ مِنْها وَ لْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلى‏ جُيُوبِهِنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبائِهِنَّ أَوْ آباءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنائِهِنَّ أَوْ أَبْناءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني‏ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني‏ أَخَواتِهِنَّ أَوْ نِسائِهِنَّ أَوْ ما مَلَكَتْ أَيْمانُهُنَّ أَوِ التَّابِعينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلى‏ عَوْراتِ النِّساءِ وَ لا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ ما يُخْفينَ مِنْ زينَتِهِنَّ وَ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَميعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
(Wahai Rasulullah) Dan katakanlah kepada kaum wanita yang beriman  agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali sesuatu yang (biasa) tampak darinya. Hendaknya mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka tertutupi), janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali untuk suami-suami mereka, atau ayah dari suami-suami mereka atau putra-putra mereka, atau anak laki-laki dari suami-suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara-saudara laki-laki mereka, atau anak laki-laki dari saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka atau budak-budak mereka atau laki-laki (pembantu di rumah) yang tidak memiliki syahwat atau anak kecil yang tidak paham terhadap aurat wanita. Dan janganlah kalian mengeraskan langkah kaki kalian sehingga diketahui perhiasan yang tertutupi (gelang kaki). Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung.
                Ayat diatas, sangat membuat saya berpikir dua kali untuk mengikuti fashion saat ini. Meski seringkali ingin ikut tampil cantik. Namun, apalah artinya cantik di mata manusia, jika akhirnya menyisakan penyesalan di akhirat. bukankah kecantikan yang sebenarnya akan tumbuh dari hati, tanpa menampakkannya melalui pakaian?
                Sedikit bercerita tentang pengalaman saya saat mengikuti acara reoni pesantren. Saya terus memandang kawan lama saya itu. Kerudung model apapun mereka pakai asal modis. Saya turut senang melihat model kerudung mereka yang bermacam-macam. Mereka terlihat cantik, begitupun dengan model pakaian mereka yang tentunya tak ketinggalan jaman. Lalu saya melihat diri saya. Hah, inilah diri saya pakaian yang tetap seperti di ma’had dulu, atasan dua centi di bawah pantat, dan rok panjang yang mensempurnakan pakaian ala santri saya. Dengan jilbab dan bros di bawah untuk menutup dada. Persis di ma’had dulu. Hanya saja ada dua perbedaan dalam diri saya yang turut menyempurnakan dunia fashion ala santri saya. Daleman kerudung yang mencegah rambut saya kabur dari kediamannya serta kaos kaki yang membalut kulit kaki saya yang baru saya sadari bahwa kulit itu adalah aurat.
                Kembali saya tersenyum kecut pada diri saya sendiri. Pakaian tanpa modis. Pakaian ini yang membuat saya disangka sebagai salah seorang ustadzah di ma’had. Saya tersenyum kembali, di sisi lain mungkin saya tersindir dengan pakaian ala jadul Meskipun saya sudah hidup di kehidupan modern yang jauh berbeda dengan kehidupan pesantren. Namun, di sisi lain saya merasa terhormat karena keimanan saya di setarakan dengan mereka para ustadzah. Saya melihat diri saya kembali, menghibur diri saya yang tak berminat dengan fashion saat ini. Berkata pada diri saya sendiri. Bukankah saat badanmu tertutup, tidak akan mengundang syahwat bagi yang lain? Bukankah saat badanmu tertutup, justru kamu akan mengundang orang yang mencintaimu apa adanya?.

      Di pesantren saya diajarkan cara berpakaian menurut syariah. Mulai ujung kepala sampai ujung kaki, Termasuk perhiasan dan sebagainya yang turut andil dalam dunia fashion. Dari sana saya dapatkan dasarnya dan kemudian saya kembangkan dan saya tambah jika ada yang kurang. Saya tak ingin menjadi orang yang merugi. Bukankah orang yang beruntung adalah orang menjadikan dirinya lebih baik dari sebelumnya. Memang sulit mempertahankan adat pesantren yang terlihat ketinggalan zaman, namun saya berusaha membuatnya mudah. Kuncinya, cukup tutup telinga terhadap cacian orang lain. Saya cukup merasa beruntung bisa belajar di lingkungan islam inilah yang membuat hati saya tak tergoda dengan arus fashion yang ada saat ini. Saya cukup bercermin kepada orang lain yang mampu menutup aurat secara sempurna meski bukan lulusan pesantren. Ini yang seringkali membuat saya terus merasa malu, saat saya tidak bisa lebih dari mereka. Hingga akhirnya, saya memilih fashion yang tepat dan insyaallah di ridhoi oleh Allah. Terimakasih tuhan, Engkau masih menyadarkanku.

Selasa, 28 Januari 2014

Belajar Tak Butuh Hasil

Kemarin, seperti biasa saya dan teman-teman berkumpul saat musim KHS tiba. Dengan tempat yang tetap dan waktu yang tetap. Taman depan fakultas. Entahlah, tempat itu menjadi tempat langganan bagi  kami. Kesenangan tersendiri saat kami berbincang-bincang seputar kegiatan liburan dan saling mengeluarkan isi hati seputar KHS. Pembicaraan yang bernuansa humor tak pernah lepas dari kami. Ah, ini yang membuat saya selalu rindu suasana kelas di setiap liburan semester.
                Siang itu, kami membicarakan seputar PKPBI. Kami yang tak pernah merasakan PKPBI turut penasaran dengan KHS anak regular. Pembicaraan seputar KHS, wisuda dan tentunya sertifikat wisuda. Sekilas kami melihat, Regular sangat istimewa. Wisuda, yang ada pada semester 5 bagi regular sangat mengenaskan bagi kami yang berada di kelas ICP yang tidak dapat merasakan wisuda. Sertifikat TOEFEL pun kami tak mungkin mendapatkannya. Kami sejenak merenung. Membicarakan masalah lain sebagai hiburan bagi kami yang suka ngobrol ala OVJ.
                Dari pembicaraan siang itu, membuat saya semakin merenung. Menanyakan kepada hati saya sendiri. Apa tujuan saya di ICP?. Apa istimewanya ICP?. Apa yang saya dapatkan di ICP?. Saya hanya menyadari kelebihan anak regular. mereka mendapatkan ilmu lebih dari kami. Kami hanya membiasakan diri kami dengan bahasa Inggris. Dan tetap saja, ketika kami dilatih untuk mendengarkan seminar International, Seringkali kami masih saja tidak memahami maksudnya. PKLI di luar negri kah yang menjadi keistimewaan ICP? Jika untuk ukuran Malaysia, kenapa kami harus memakai bahasa Inggris. Toh, bahasa kami dan Malaysia hampir sama. Ijazah kami dengan kelas Regular pun mungkin sama, yang membedakan hanya tingkat skripsi kami yang menggunakan bahasa Inggris. lalu, saat tak ada bukti tertulis, maka tak ada yang membuat kami istimewa di ICP.
                Namun, kami merasa beruntung saat kami berada di kelas ICP. Tugas yang membludak, ditambah tanggungan tugas kami yang harus menggunakan bahasa Inggris, membuat kami bersyukur saat kami tidak mendapat jadwal PKPBI yang biasa dilakukan di sore hari. Selain itu, kapasitas kelas kami yang hanya menampung 20-25 orang, membuat kami lebih konsentrasi dengan mata kuliah yang diajarkan dengan menggunakan bahasa Inggris. Yah, meskipun hasil kami pun tak maksimal. Namun, kami lebih bersyukur saat kami memahami isi dari ilmu tersebut. Apalah gunanya belajar, saat kami hanya mencari hasil tanpa bisa memahami isinya.

                Sejenak mungkin saya merasa egois, karena merasa kehidupan ICP yang diasingkan. Namun, saat kami mencari pemahaman, kami meyakini itu akan lebih mudah untuk menjadi profesi tujuan kami yaitu sebagai pengajar. Bukankah saat kami memahaminya, ilmu akan mudah untuk menjadi bermanfaat?. Terimakasih tuhan, atas segalanya. Ilmu yang kami dapat, serta kefahaman yang kami dapatkan.

Rabu, 22 Januari 2014

Ketika Ibu Ingin menikah Lagi..

Aku tak pernah menyangka hidupku akan seperti ini. Bukan mengeluh. Tapi tak menyangka sekaligus tak tau apa yang mestinya aku lakukan.  Hanya bisa terdiam dan terus berpikir solusi terbaik. Merenung setiap malamnya. Menulis apapun yang bisa melampiaskan isi hati ini. Meski seringkali melenceng dari isi hati.
                Kematian ayah hanya berjarak beberapa bulan dari sekarang. Namun, terasa berat bagiku. Sejak kematian ayah, aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak meninggalkan ibuku. Karena aku tau, kini hanya ibu yang aku miliki. Untuk itu, Setiap kali aku mendapatkan jadwal libur dari kampus, aku tak segan-segan untuk pulang ke kampong halaman, untuk sekedar menemani Ibu. Aku paham betul bagaimana perasaan seseorang saat harus kehilangan kekasih. Serta bagaimana saat kondisi itu anaknya tak ada di sisinya.
                Aku hanya dua bersaudara. Waktu ayah tiada, seluruh biaya pendaftaran pendidikan adik sudah lunas. Tak mungkin adik harus men-cancel dirinya untuk masuk pesantren. Hanya aku satu-satunya yang dapat diandalkan untuk menemani ibu. Saat Ayah masih hidup, Ayah memasrahkan seluruh tanggungjawabnya padaku. Entah, saat itu beliau telah merasakan hidupnya tak lama lagi atau memang karena aku putri tertuanya. Aku hanya merasakan beratnya tanggungjawab itu saat beliau telah tiada. 
                Sejak kematian ayah, sikap Ibu berubah. Ibu selalu merasa dirinya kembali muda. Sikap Ibu kini lebih kekanak-kanakan. Entahlah, kini aku yang harus mengalah. Bahkan sampai urusan music pun, kami selalu berdebat. Ibu yang hidup di tahun 80-an, lebih memilih lagu-lagu jadul untuk menemani pagi keluarga baru kami. Kau tau? Lagu-lagu mellow yang mengharukan. Tak ada bahagianya. Aku tak suka itu dan aku yang selalu mengalah. Namun, tetap saja Ibu mengatakan bahwa diriku yang egois. selain masalah music, kami pun sering berdebat tentang film. Aku yang merasa kini tumbuh dewasa lebih memilih film-film yang berkaitan dengan perkembangan Indonesia dan tayangan-tayangan humor untuk sekedar melepaskan kepenatan masalah Indonesia. namun, Ibu? Kini lebih menyukai film percintaan. Tuhan, apa yang terjadi pada Ibuku?
                Kini, seringkali aku melihat ibu gelisah saat HPnya lowbat. Padahal sebelumnya, memegang HP pun Ibu tak bisa. Bahkan, beberapa malam kemarin aku memergoki Ibu mendapatkan telepon dari seseorang. Aku tak tau siapa itu, yang pasti sang penelepon adalah kaum adam. Entah, saat itulah aku merasa hatiku teriris. Bahkan aku pun tak pernah melakukan itu dihadapan Ibuku, namun inikah balasannya. Aku menahan air mataku. Menahan luka yang menyayat hatiku. Aku tak berani pacaran, namun Ibu berani melakukannya dihadapanku.
                Setelah sholat Ashar, aku memohon pada tuhan di atas sajadah yang selalu digunakan almarhum ayahku. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku hanya berharap yang terbaik. Tapi entahlah, akhir-akhir ini, ibu sering membicarakan tentang masalah pernikahan, cowok. Namun buruknya, saat  aku mendengarkan pembicaraan itu, hatiku justru semakin terluka. Meski aku tau, Ibu pastilah merindukan kasih sayang dari seorang lawan jenis.  Perasaan itu wajar sebenarnya. Namun, mengapa hati ini sangat sesak?. Mungkin karena aku terlalu merasa betapa banyak jasa yang diberikan Ayah padaku. Sehingga ada perasaan tak rela saat Ibu melukai Ayah. Meski mungkin Ayah sudah mengikhlaskannya.
                Siang itu, saat adik pulang dari pesantren, aku bicarakan hal itu dengan adik. Adik tak menyetujui Ibu menikah lagi. Aku pun begitu. Namun di sisi lain, aku pun memperhatikan bagaimana kelanjutan pendidikan adikku saat aku lulus dari kuliah kelak. Uang pensiunan Ayah pun akan terhenti sampai situ. Di sisi lain, aku ingin bebas menghabiskan liburan semesterku yang panjang untuk sesuatu yang bermanfaat di daerah perantauanku. Namun tak bisa. Aku tak tega meninggalkan Ibu, meskipun Ibu pun mengizinkanku.
Aku masih teringat pesan ayah padaku, agar aku dapat membayar seluruh biaya kuliah adik. Ayah memberikan amanah yang tak ternilai. Pendidikan memang segalanya di mata Ayah. Tuhan, haruskah aku merelakan Ibuku menikah lagi?. Jika tidak, lalu bagaimana masa depan adikku?. Tuhan, aku tau takdir-Mu akan selalu indah bagi ummat-Mu meski seringkali tak sesuai yang diinginkan. Tuhan, aku memohon pada-Mu, berikan jalan Rizki bagi hamba-Mu yang lemah ini.

                Belakangan ini, aku semakin terdesak oleh pembicaraan Ibu tentang anak tetangga yang setaiap liburan semester selalu mencari pengalaman bekerja. Namun, Saat aku mengatakan akan tinggal di Malang selama seminggu saat liburan semester, ekspresi Ibu seakan menggambarkan kekecewaan. Aku masih saja tak memahami perasaan Ibu. Dan Ibu pun masih saja tak memahami aku yang inginselalu menemaninya. Aku tak paham semua ini. Sungguh!!

Selasa, 21 Januari 2014

Keajaiban di balik Duka Maulid Nabi

Malam yang dingin ditemani sebuah laptop dihadapan saya dan headset yang selalu menempel di telinga saya dengan tartil ala syaikh al-Ghomizi yang kini menjadi lagu favorit saya sebagai senandungnya. Aktivitas ini kini rutin saya lakukan sejak saya memasuki kampus. Entahlah, virus insomnia kini sering menyerang saat saya sudah berada di jenjang perkuliahan. Banyaknya tugas mendukung saya untuk selalu terjaga setiap malam. Dan kini virus itu justru terjadi pula saat saya tak punya tugas.
Entahlah, malam ini saya lebih memilih untuk membuat kopi-susu hangat untuk menemani malam saya. Padahal sebelumnya saya sama sekali anti dengan minuman-minuman yang mengandung unsur kopi bahkan sedikitpun. Suasana keheningan malam ini, justru mendukung saya untuk mengingat pembicaraan tadi pagi dengan seorang teman dari pesantren. Pembicaraan itu selalu mengingatkan saya akan sebuah moment di pesantren. Sebuah momen kecil namun berkesan. Dan inilah kisah saya.
*****
Kegaduhan kelas diniyah selalu mewarnai sore kami sebagai santri, termasuk mendendangkan senandung nadhom yang menjadi khas santri pada umumnya. Ustadzah-Ustadzah kami didominasi oleh para kakak kelas kami yang memang ahli dibidangnya masing-masing. Jarak umur yang tak terlalu jauh dengan kami, membuat kami tak segan-segan menyuarakan aspirasi kami. Semuanya berjalan normal tanpa hambatan apapun. Saya masih ingat, saat itu saya berada pada posisi lebih senior dari santri madrasah diniyah lainnya yaitu sebagai tamatan.
Seperti biasa, malam minggu adalah hari yang selalu kami nantikan. Setelah letih dengan kesibukan kami, pastilah menantikan hari minggu sebagai waktu istirahat kami. Yah, meskipun malamnya kami tetap ada kegiatan dan minggu paginya masih ada kegiatan senam dan les bahasa yang disebut Muhadatsah serta kerja bakti dan Istighosah, kami tetap menyambut hari minggu dengan gembira.
Namun, malam minggu itu di luar kebiasaan kami. Siang itu ketika shalat Dzuhur kami diminta membawa segelas air ke masjid untuk membaca wirid-wirid yang bertujuan untuk membentengi pesantren kami dari kekuatan jahat baik dari bangsa manusia maupun di luar bangsa manusia. Wirid itu langsung dipimpin oleh pengasuh kami. Kyai panutan kami, kyai yang tak mudah ditemukan dimanapun. Suara beliau yang merdu mulai membawa kami pada kekhusyukan doa yang kami baca.
Setelah kami membaca wirid, seperti biasanya beliau memberikan pencerahan-pencerahan kepada kami untuk senantiasa mendekat pada tuhan dengan beberapa selingan humor ala santri. Masih terekam diingatan saya, saat itu beliau membicarakan masalah kematian yang pada saat itu memang berdekatan dengan moment maulid nabi yang merupakan hari kelahiran sekaligus wafatnya beliau Nabi Muhammad SAW. Dengan tawa khas beliau, beliau menutup mauidzah hasanah siang itu. Air yang kami bawa tadi dikumpulkan di moci-moci besar.
*****
Minggu itu, seperti biasa masih ada Muhadatsah sebelum senam pagi ala santri. Semua santri sudah berkumpul di lapangan kecil milik pesantren kami untuk menonton film singkat berbahasa arab. Saya yang pada saat itu sebagai pengurus bagian bahasa, sibuk mengambil sound untuk santri-santri yang tak sabar melihat film tersebut. Sebelum mengetuk pintu kamar ustadzah, saya sempat melihat kyai keluar dari kediaman beliau. Wajah yang segar itu meraih sepeda motornya dan melaju ke pesantren dua yang merupakan pesantren baru, tempat istighosah kami setiap minggunya. Begitulah kyai kami, sebelum istighosah dimulai, beliau akan terlebih dahulu mengecek tempatnya. Sudah layakkah untuk tempat beribadah guna memberikan rasa nyaman kepada para jama’ah istighosah yang tidak hanya terdiri dari santrinya, namun darimana pun.
Setelah rangkaian kegiatan pagi kami usai, kami bersiap-siap menuju pesantren dua untuk melaksanakan istighosah. Saya yang tinggal di kamar dekat perkampungan yang hanya dibatasi dinding dan gerbang mendengar suara orang-orang mengucapkan lafadz tahlil ala penggotongan mayit. Saya hanya menyangka, mungkin ada seseorang yang meninggal di kampung itu. Saya menuruni tangga dengan beberapa teman sebaya saya untuk menuju pesantren dua.
Di tengah jalan, kami bertemu seorang alumni yang bekerja sebagai penjaga wartel pesantren kami. Dengan wajah gugup, dan entahlah saya tak bisa mendefinisikan ekspresi itu. Ia menghampiri kami dan berkata “Kembalilah! Kyai sudah tak ada”. Kami yang tidak percaya, bukannya kembali malah tetap menuju TKP. Dan benar Kyai telah tiada. Kami menangis sejadi-jadinya. Hari itu pesantren kami menangis.
*****
Acara maulid nabi tetap kami laksanakan di tengah masa berkabung itu. Tentunya setelah acara tujuh harinya kyai. Tanpa diduga para ustadzah menunjuk tamatan kami sebagai delegasi diba’iyyah. Benar-benar tanpa persiapan yang matang. Hanya bermodal keahlian masing-masing kami mempersiapkannya. Kami cukup mensyukuri karena hadrah tamatan kami adalah hadrah terbaik setiap periodenya, meskipun sempat fakum satu tahun. Karena yah memang begitu hukumnya di pesantren kami. Saat santri sudah menginjak kelas 3 SMA, santri akan difakumkan dari kegiatan apapun termasuk organisasi. Kyai kami yang memberikan peraturan itu. Tujuannya simple, agar kami bisa focus untuk UAN.
Bisa menjadi delegasi Maulid Nabi pada masa tamatan adalah suatu penghormatan luar biasa bagi kami. Karena bagaimana pun kami tak akan menemukan kelangkaan ini di periode-periode sebelumnya. Kami tentunya mempersiapkan suatu strategi untuk menguasai lokasi Maulid Nabi yaitu masjid kebanggaan kami dengan mendadak. Dengan membagi beberapa teman kami lainnya untuk menjaga di belakang setiap posisi kelas yang sudah ditentukan di dalam masjid.
Setelah sholat isya’ acara di mulai. Seluruh santri pun berkumpul di Masjid sesuai denah kelas yang ditentukan. Berharap semua berhasil tentunya. Para pembaca rowi memasuki masjid setelah MC mempersilahkan. Grup Hadrah kami pun mengikuti di belakang pembaca rowi. Kami memulainya. Dan sempurna. Seluruh santri diam, khusyuk. Selama enam tahun saya berulang kali mengikuti acara diba’iyah, namun kali ini benar-benar amazing. Mungkin karena terbawa suasana berkabung, atau mengantuk, saya pun tak mengerti. Kami benar-benar menghayati suasana maulid nabi malam itu. Yang lebih mengesankan kami adalah saat diba’iyah berlangsung, tercium bau sangat wangi. Entah dari mana sumbernya. Kami mempercayai bahwa Nabi datang dalam majelis kami malam itu. Bukankah Nabi akan mendatangi suatu majelis saat jama’ahnya benar-benar menghayati maknanya. Dan kebenaran itu kini terjadi.
*****

            Lamunan saya buyar seketika saat Ibu terbangun dari tidurnya dan melihat saya masih terjaga. Indah saat saya kembali mengenang moment itu. Bahkan untuk mengenangnya saja, saya merasakan kebahagiaan teramat sangat. Ingin rasanya mengulang kembali sesuatu yang kini tak pernah saya dapatkan di luar. Di kehidupan bebas. Juga dalam suasana Maulid Nabi tahun ini.

Senin, 20 Januari 2014

Belajar dari Tetangga

Satu realitas lagi yang mampu membuat saya yakin bahwa Allah selalu adil. Kemarin, saat saya facebook-an, iseng-iseng saya komen di status tetangga RT sekaligus saudara yang lagi galau sama gebetannya. Sebelumnya biar gak bingung saya kasi kode si A itu saudara saya. Nah yang ingin saya ceritakan disini bukan si A tapi si B. si B ini tetangganya si A yang saya sendiri baru tau kalo dia tetangga saya, nama facebooknya pun saya baru tau kemarin saat dia ikut nimbrung dalam obrolan saya dan si A di status si A. Entah ada setan apa tiba-tiba si B nge-add saya. Kontan saya mengkonfrimnya. Seketika itu juga dia nge-chat saya. Saat itulah saya mengerti kalau dia tetangga si A. Si B mengatakan pada saya bahwa ia pernah bertemu saya di Kampus. Sudah pasti dia anak kuliahan, saya pikir.
            Maklum saja, daerah kami memang area industrialisasi yang lebih memilih kerja daripada pendidikan. Ya meskipun gajinya di bawah rata-rata pendapatan pegawai negri, mereka lebih memilih menjadi pegawai pabrik-an tanpa berusaha memapankan diri untuk mendapatkan pendapatan lebih. Saya sebagai mahasiswa yang kini mengetahui pentingnya pendidikan merasa simpati dengan keadaan ini. Jadi tak heran jika saya cukup kagum jika di daerah saya ada yang memilih kuliah sebagai  pilihan setelah jenjang sekolah SMA.
            Saya kembali mengingat lokasi daerah RT terakhir tersebut yang merupakan perbatasan antara desa saya dengan desa baru yang didominasi oleh korban Lapindo. Di RT itu jarang sekali rumah, otomatis saya pun mudah mengingat siapa yang berada disana. Dan anehnya, yang saya tangkap dalam pikiran saya adalah sepasang suami-istri yang hanya berpenghasilan dari berjualan mainan anak-anak. Yah, itu adalah bapak dan ibunya. Untuk meyakinkan itu, saya bertanya pada ibu saya dan memang benar. Adek si B sekarang masih nyantren di Gontor yang biayanya pun pasti di atas rata-rata pesantren lainnya. Mengingat Gontor adalah pesantren yang modern dan terkenal bagus. Si B pun kini sudah lulus kuliah.
            Saya sangat kagum dengan realitas ini. Coba renungkan. Dengan penghasilan yang minim, beliau berdua mampu menyekolahkan putra-putrinya ke sekolahan yang layak. Saya yakin, hanya orang tua yang hebat, yang bisa melakukan hal itu. Mungkin biasa bagi kalian, namun luar biasa bagi saya mengingat sedikit sekali orang yang mementingkan pendidikan di  tengah jaman Kapitalis ini. Semua berpikir hartalah yang terpenting. Apalagi untuk kalangan seperti mereka yang berpenghasilan minim. Namun, orangtua ini luar biasa.  

Saya jadi teringat perkataan ustad saya saat saya masih di pesantren “saat seorang anak sudah mengetahui mana yang salah dan mana yang benar (Baligh) saat itulah tanggung jawab orang tua sudah mencapai garis finish. Namun saat orang tua rela memberikan tetesan keringatnya untuk sang anak, itu bukan kewajiban, tapi shodaqoh.” Dari perkataan ini kemudian saya kombinasikan dengan keterangan-keterangan ustad saya yang lain bahwa “barang siapa yang bershodaqoh, maka akan dibalas sepuluh kali lipat oleh Allah.” Dan saya kini yakin bahwa Allah tak pernah luput dari janjinya dan Allah selalu adil pada hambanya yang berusaha. Allah selalu melihat proses, bukan hasil. Hasil yang banyak, tak selalu menjamin keberkahan suatu harta. Proses yang baik selalu memberikan keberkahan bagi hamba-Nya.

Minggu, 19 Januari 2014

tips mengatasi galau in my opinion :)

Broken heart, saya yakin banyak orang yang merasakan hal itu Terutama remaja. Baik kepada kekasih, teman, keluarga dsb. Musim galau kini semakin bersemi seiring munculnya tren pacaran. Karena itu Broken heart yang kini tren dengan kata galau tersebut selalu dianggap sebagai resiko hidup. Meskipun Galau biasanya disebabkan karena rasa cinta yang berlebihan. Banyak keinginan yang berlebihan yang ia tuntut dengan usaha yang standart.
Saya jadi teringat setelah membuka facebook, banyak sekali kawan-kawan lama saya yang selalu update galau. Saya pun heran. Apakah memang Indonesia dirundung kegalauan. Mendadak saya ingin menjadi psikolog  sebagai pengobat bagi kawan-kawan saya. Entahlah. Saya sempat berpikir apakah tidak ada kata lain yang bisa di update selain cinta, sayang dan tetek bengek masalah percintaan lainnya. Apakah dihati mereka tak ada kebahagiaan sama sekali?. Sekiranya mereka bisa menikmati indahnya ciptaan tuhan yang dinamakan kebahagiaan.
Come on, guys. Kiamat masih panjang. Cari pasangan lagi kan beres. Buatlah hidupmu berwarna. Jangan beri hatimu dengan warna hitam melulu. Allah memberi kita hati bukan hanya untuk mencintai makhluknya. tapi Allah menciptakan hati agar makhluknya dapat merasakan lautan cinta penciptanya. Jangan terpuruk dengan masalah duniawi belaka. Karena masih ada akhirat sebagai balasannya.
Nih, saya kasih tips dari ustad Felix Siauw buat move on. Jangan cari kabar si dia dengan sms, telepon, apalagi ketemuan. Jangan update status galau karena justru itu malah menjatuhkan harga diri dan martabat kamu. Kalo kamu memang dari kalangan suka nyetatus kaya aku, mending nyetatus kata-kata yang bisa membuka hati orang lain akan sebuah gejala social. Sekiranya yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Nah, dengan gak sms, telepon, ketemuan, update galau tanpa kamu sadari kamu telah menetralkan hatimu pada si dia.
Untuk menetralkan hati itu gak harus nge-delete nomernya dia atau hapus pertemanan. Anggap dia teman biasa. Karena dengan nge-delete atau ngehapus pertemanan dengan dia berarti kamu memutuskan tali silaturrahmi antar sesama dan itu dilarang. Selain itu hati kecil si dia pasti bahagia karena ternyata dia berhasil membuatmu galau. Nyakitin hati bangetkan kalo udah kaya gitu?
Lalu tunggu beberapa saat, ketika dia merasa kehilangan dia akan kembali padamu. Lalu apa yang kamu lakukan?. Ya jangan diterima guys. Tentu saja harga diri tetap harus di jaga dong. Kamu mau dikatain habis meludah dijilat lagi?. Jangan terperosok di lubang yang sama deh. Udah tau kedok buruknya dia ya mending cari yang lebih baik dari dia. Lagian kamu pasti tau pacaran dilarang agama.
Yang perlu diingat guys, khususnya para cewek. cowok yang bener, pasti gak bakalan mau menyakiti hati orang yang dicintainya. Cowok yang bener juga gak bakalan ngajakin kamu ke arah kemaksiatan dengan berpacaran. Cowok yang  bener pasti langsung ngajakin nikah, karena dia tau itu jalan yang terbaik. Jalan yang di ridhoi oleh Allah dan bakalan membawa kamu untuk senantiasa beribadah pada Allah. Cowok yang tanggungjawab pasti ngajaknya nikah. Kalo dia ngajakin nikah, berarti dia konsisten dengan ucapannya dalam mencintaimu. Ingat girls, cewek itu dilihat dari masa lalunya loh. Kalo masa lalunya udah banyak dijamah sama cowok ya cowok yang baik gak bakalan mau sama kamu. Kecuali yang bener-bener baik banget.
Yang perlu di garis bawahi buat cowok, cinta tak harus memiliki itu saat kamu udah berusaha ngajakin si cewek nikah tapi ternyata keduluan. Bukan ngajakin pacaran lho ya. Terus buat cowok, ingat!! umumnya cowok itu diliat dari masa depannya. So, kalo pengen dapetin cewek idaman kamu, mending kamu usahain segalanya secara maksimal. Kalo dirasa udah bener-bener siap, langsung aja ke bapaknya buat izin ngajakin nikah. Biasanya si cewek sok jual mahal dengan ngasi syarat. Kasi’ aja apa yang disyaratkan selama itu berurusan dengan hubungannya dengan tuhan bukan dengan masalah duniawi lho. Kalo ternyata dia minta masalah duniawi, berarti itu bukan cewek bener. Cari yang bener aja dah.
Jadi kesimpulannya. Cinta itu gak ribet kok. Cuma bagaimana kita mengolahnya. Kamus Galau itu hanya untuk mereka-mereka yang gak percaya kalo tuhan selalu ada untuknya. Hanya untuk mereka-mereka yang gak sadar kalo dia disadarkan bahwa pacaran itu sebenarnya dilarang. Bisa-bisa kita gak dapet apa-apa di masa depan Cuma gara-gara galau. Untuk menulis ini pun saya harus banyak bercermin pada fenomena remaja saat ini. Mungkin kalian bilang saya Cuma bisanya ngomong. Tapi ini ciyus lho. Saya pun merasakan kebenaran itu saat sudah menjelajah :D. oke any question? :D. saya siap menampung aspirasi kalian juga. kritik saran sangat penting untuk saya :D. Selamat mencoba