Skenario Allah selalu indah. Hanya itu yang bisa menjadi komentarku saat ini. menjadi mahsiswa ICP? siapa sangka diriku yang dulu sangat benci dengan pelajaran B. Inggris ini, harus menjadi mahasiswa yang kehidupannya berubah 80 derajat dari asalnya. Just for 2 years, I change my mind. inilah mungkin jalannya menuju Jerman.
1,5 tahun yang lalu. logikapun tak pernah kesampaian sampai sana. diriku yang benci bahasa Inggris ini, nekat mendaftarkan diri di kelas yang harus berbicara bahasa Inggris. Hampir saja aku tak mengikuti test seleksi masuk kelas ICP ini. Alasannya, you knowlah. I am really hate it. Namun, ada satu keyakinanku. AKU PASTI GAK KETERIMA. just it, that what I think. But, my destiny is different with something that I think. AKU DITERIMA di kelas ICP.
Ilmu adalah titipan tuhan. Apa yang tertulis, hanyalah apa yang diketahui penulis. Apa yang ia pikirkan. Itulah yang ia tulis. Santri akan selalu berkata urusan akhirat, namun disini santri justru akan mengoreksi kehidupan dunia yang bisa di ambil hikmahnya agar menjadi wasilah untuk mencapai kebahagiaan akhirat yang lebih kekal dari dunia.
Senin, 15 Desember 2014
Sabtu, 13 Desember 2014
TOKOH FILSAFAT: Al-Ghazali Versus Rene Descartes
A. Biografi Al-Ghazali
Abu hamid Muhammad al-Ghazali lahir di tahun 1059 M., beliau
dipanggil al-Ghazali karena beliau dilahirkan di Ghazaleh, suatu kota kecil
yang terletak di dekat Tus, Khurasan, kawasan Iran. Beliau dilahirkan dari
keluarga sederhana, ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai
pedagang hasil tenunnya, dan taat beragama, mempunyai semangat keagamaan tinggi
seperti terlihat pada simpatiknya terhadap ‘ulama dan mengharapkan anaknya
menjadi ‘ulama yang selalu memberi nasihat kepada umatnya. Sehingga beliau
dititipkan kepada teman ayah beliau yang merupakan seorang ahli tasawwuf untuk
mendapatkan bimbingan dan didikan.[1]
Pada masa mudanya ia belajar di Nisyapur, Khurasan, yang pada waktu itu merupakan salah
satu pusat ilmu pengetahuan yang penting di dunia Islam dan kemudian menjadi
murid Imam Haramain al-Juwaini, Guru Besar di Madrasah al-Nizamiyah, Nisyapur. Mata
pelajaran yang di berikan oleh
Madrasah ini diantaranya adalah teologi (ilmu kalam), hukum Islam,
filsafat, logika, sufisme, dan ilmu-ilmu alam.
PERAN ILMU PENGETAHUAN BAGI KELESTARIAN ALAM
A.
Pengertian dan Manfaat
Sumber Daya Alam Bagi Kehidupan
1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya
alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di
bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Penggolongan
Sumber Daya alam
Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan
berbagai cara. Sumber daya alam tersebut dapat diklasifikasikan menurut
beberapa hal.
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumber daya alam
diklasifikasikan seperti berikut ini .
Model-Model Pengembangan Kurikulum
A.
Pengertian
Model Pengembangan Kurikulum
Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang
suatu konsepsi dasar (Zainal Abidin, 2012:137). Dalam pengembangan kurikulum,
model dapat merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses kurikulum secara
menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan tentang salah satu bagian
kurikulum. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia model adalah pola,
contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model,
pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk
kurikulum yang akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran.
Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan
untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan
sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
OBSERVASI BMKG KARANG PLOSO
A.
Alat-alat dan
fungsi masing-masing
Stasiun
Klimatologi Karang Ploso adalah salah satu dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Badan Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang ada
di Indonesia serta bertanggung jawab kepada Kepala Meteorologi,Klimatologi dan
Geofisika. Lokasi stasiun ini di Jalan Zentana no. 33 Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang. Mengingat tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan,
maka badan ini diberi fasilitas berupa Taman alat yang merupakan tempat kedudukan
alat-alat meteorology, klimatologi dengan luas 40 x 60 m. adapun unsur-unsur
yang diamati diantaranya adalah angina, curah hujan, suhu udara, suhu maksimum
dan minimum, suhu tanah, suhu minimum rumput, kelembaban udara relative,
tekanan udara, intensitas radiasi surya, lama penyinaran matahari, dan
penguapan. Hal-hal tersebut bisa dilakukan melalui manual maupun yang dapat
terhubung dengan computer langsung sehingga tidak di ragukan kebenarannya.
Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan oleh stasiun Klimatologi:
Ejaan
1. SALAH UCAP DAN SALAH EJA
Dalam pemakaian bahasa
Indonesia, sering kita jumpai kata-kata yang dieja atau diucapkan dengan tidak
tepat. Kesalahan dalam mengeja atau mengucapkan kata-kata tertentu sering kita
baca atau kita dengar. Kesalahan dalam mengucapkan kata-kata itu kadang
berpangkal pada kesalahan ejaan, jadi sekaligus terjadi salah eja dan salah
ucap. Tetapi sering juga kata-kata yang betul ejaannya dibaca dengan lafal yang
salah.
Salah eja dan salah ucap itu
untuk sebagian terjadi karena pengaruh bahasa daerah. Kata-kata besok, nomor, Senin, Rabu, Kamis, sering
dieja dan diucapkan mbesuk atau besuk, Nomer, Senen, Rebo, dan kemis. Kadang ejaanya sudah benar tetapi
diucapkan dengan tidak benar, misalnya : mengatakan
diucapkan mengatak-en.
MAJAS DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR
A. Chairil
Anwar dan Puisinya
Chairil
Anwar adalah seorang penyair hebat yang sangat terkenal di Indonesia hingga
saat ini. Karya-karya puisinya sangatlah indah dan dikenal banyak masyarakat.
Dia merupakan legenda dalam menciptakan puisi yang sangat bagus. Chairil Anwar
lahir di Medan, 26 Juli 1922 kemudian ia pindah dan menetap di Jakarta. Puisi
Chairil Anwar memiliki ciri khas yang berbeda yang menandakan kepiawaiannya
dalam Membuat Puisi. Chairil Anwar membuat puisi dengan bahasa yang sederhana
sehingga mudah di pahami oleh masyarakat luas. Namun, seringkali puisinya
menyimpan semangat yang besar sehingga pembaca akan merasakan pengaruhnya.
TOKOH-TOKOH ALIRAN SEJARAH
Tokoh-tokoh aliran sejarah sangatlah banyak, namun
yang akan dibahas kali ini yang dianggap paling penting saja, diantaranya yaitu:
1.
Friedrich
List (1789-1846)
Friedrich List lahir dan memperoleh
pendidikan di jerman. Ia pernah mengajar di negara tersebut, tetapi idenya
memaksanya untuk pindah ke Amerika Serikat. Salah satu buku list yang terkenal
adalah : Das Nationale System der Politischen Oekonomie, der Internationale
Handel, die Handels Politik und der Deutche ollverein, atau dalam bahasa
Inggrisnya : The National System of Political Economy, International Trade,
Trade Policy and the German Customs Union (1841). Dalam buku-buku tersebut List
menyerang pakar-pakar klasik yang disebutnya “cosmopolitan” sebab mengabaikan
peran pemerintah.
Otonomi Daerah
A.
Arti Otonomi Daerah
Istilah Otonomi
Daerah berasal dari Yunani autos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti
undang-undang atau aturan. Dengan
demikian otonomi daerah dapat di arttikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri (Bayu
Suryaninrat ;1985).
Beberapa pendapat
para ahli yang dikutip oleh abdulrahman (1997),mengemukakan bahwa:
1.
F.Sugeng Istianto mengartikan tonomi daerah sebagai hak dan
wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.
2.
Ateng Syarifuddin mengemukakan bahwa otonomi daerah mempunyai makna
kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemedekaan.Kebebesan yang terbatas atau
kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus dpertanggung jawabkan.
3.
Syarif Sholeh berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur
dan memerintah daerah itu sendiri.hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.
Dunia Luas tak Berdinding
ingat masa itu?
aku mendadak merindukan masa-masa ini. masa-masa penuh perjuangan setiap ujian "muhafadzah" dan penuh tirakat. mendendangkannya setiap hari tanpa lelah. entah kapan masa-masa itu akan hadir kembali. aku merindukannya. aku ingin menikmatinya kembali.
Namun kusadari inilah fase kedewasaan. fase untuk mencari ilmu yang lebih. tidak hanya berpatok pada ilmu yang pernah kudapat. budaya pesantren memang terpatri di hati. membuatku mengerti masih ada dunia yang luas di luar kehidupan matrialistis.
"Pesantren" setiap orang mungkin berpikir tempat kumuh dimana tempat orang-orang bersarung dan berjilbab berkumpul. namun bagiku, "pesantren" adalah tempat paling cerah dari pantai, gunung dan lainnya dimana orang terbiasa menghabiskan waktunya. didalamnya terdapat para pecinta hakikat Rabb yang sesungguhnya. langkah mereka ikhlas dalam mencari ilmu-Nya, ikhlas dalam memperjuangkan agama-Nya.
aku mendadak merindukan masa-masa ini. masa-masa penuh perjuangan setiap ujian "muhafadzah" dan penuh tirakat. mendendangkannya setiap hari tanpa lelah. entah kapan masa-masa itu akan hadir kembali. aku merindukannya. aku ingin menikmatinya kembali.
Namun kusadari inilah fase kedewasaan. fase untuk mencari ilmu yang lebih. tidak hanya berpatok pada ilmu yang pernah kudapat. budaya pesantren memang terpatri di hati. membuatku mengerti masih ada dunia yang luas di luar kehidupan matrialistis.
"Pesantren" setiap orang mungkin berpikir tempat kumuh dimana tempat orang-orang bersarung dan berjilbab berkumpul. namun bagiku, "pesantren" adalah tempat paling cerah dari pantai, gunung dan lainnya dimana orang terbiasa menghabiskan waktunya. didalamnya terdapat para pecinta hakikat Rabb yang sesungguhnya. langkah mereka ikhlas dalam mencari ilmu-Nya, ikhlas dalam memperjuangkan agama-Nya.
Dilema Pendidik
Oke guys, hari ini saya akan
membicarakan tentang peran pendidik. Dilihat dari dzahirnya,
problematika yang ada pada saat ini tidak lain selalu disangkutpautkan
dengan kesalahan pada sisi pendidikan dan dengan otomatis pendidik (red.
guru) akan menjadi tersangka utama. Teringat pada saat pembimbingan
pengabdian masyarakat tempo hari seperti biasa sebelum kami diberi
materi yang cukup memanaskan otak, pemateri akan memberikan umpan-umpan
yang akan kembali menumbuhkan semangat kami yang mulai jenuh dengan
materi pada saat itu. seorang pemateri mengeluarkan leluconnya kira-kira
ungkapannya seperti ini "di sini berapa orang yang dari FITK? tolong
acungkan tangan" kami sontak mengacungkan tangan "kasihan ini anak-anak
FITK, selalu disalahkan jika ada problematika di dunia. dikit-dikit
salah pendidikannya. Jadi yang sabar ya anak FITK."
Jumat, 24 Oktober 2014
Dasar Pendidikan "pengantar pendidikan review"
BAB I
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANG
A.Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian
filsafat,khususnya filsafat antropologi.hal ini menjadi keharusan karena
pendidikan bukanlah sekadar soal praktek yang berlandasan dan bertujuan.sifat
hakikat manusia bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh
diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar,sitematis,dan universal tenteng
ciri hakiki manusia.bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan
sifat hakikat tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur,dan hal itu menjadi
keharusan.
Minggu, 21 September 2014
MAKALAH SOSIOLOGI POLITIK KONFLIK DAN INTEGRITAS POLITIK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Organisasi merupakan kesatuan individu yang memiliki tujuan yang
sama. Namun layaknya ilmu Sosiologi yang selalu berubah, setiap individu pun
dapat berubah seiring berubahnya pola pemikiran setiap individu. Seringkali
dalam individu dihadangkan pada perbedaan-perbedaan yang pada ujungnya
menimbulkan konflik.
Orde baru, seringkali menerjemahkan konflik dalam istilah yang
negative sebagai bentuk trauma orde baru akibat ketidakstabilan politik pada
masa orde lama, dominasi ilmu sosial fungsionalisme structural di jagad
keilmuan sosial Indonesia pada periode tersebut serta kepentingan pembangunan
yang mensyarakat stabilitas politik berlebihan. Itulah yang kemudian
menyebabkan segala potensi modal sosial, aspirasi, dan konflik yang terpendam
muncul secara radikal dalam bentuk kekerasan selama transisi demokrasi sejak
1998 sebagai efek dari pengharaman konflik serta pengabaian eksistensi dinamika
sosial.
Sabtu, 24 Mei 2014
Langit Akan Tetap Tenang
“kapan kita ndak kena’ macet ya?” ucap Gilang. Seorang cowok
dari pelosok Jawa tengah yang akan selalu menggerutu akan kemacetan yang
terjadi setiap kami pulang dari kuliah. Menurut ceritanya, ia tak pernah
menemukan hal semacam ini di Jepang. Yah, dia seorang peserta pertukaran
pelajar pada tahun 2010 lalu. Meski hanya 1 bulan, namun konon katanya ia
merasakan simpati yang mendalam pada Indonesia saat ia sedang berada di sana. Ia
merasa Indonesia sangat sesak akan kasus. Yah, meskipun ia selalu menyanjung
Indonesia di akhir ceritanya karena tidak rawan gempa.
Aku selalu terkikik saat ia menggerutu seperti itu. Dengan gaya
bahasanya yang kental dengan logat jawa itu, aku merasa nyaman saat ngobrol
dengannya. Mungkin orang di sekitar kami di bus ini tak akan menyangka bahwa
lelaki medok ini mahir berbicara dalam bahasa Jepang dan saat mendengar
cerita yang secara tak sengaja didengar darinya, mungkin mereka menganggap
ceritnya sebagai cerita rekayasa belaka. Inilah Uniknya, Ia selalu menggerutu
dengan menambahkan cerita di belakangnya dengan tingkat percaya diri di atas
rata-rata. Yah, meski kadang cerita itu seringkali diulang kembali.
Senin, 05 Mei 2014
STOP Kekerasan Terhadap Anak-Anak!!
Kekerasan. Dari bentuk kata yang
ada, setiap orang akan membayangkannya seperti pukulan, cubitan atau lebih
parahnya lagi menyiram air panas dan sebagainya yang merusak fisik. Namun
tahukah anda wahai para orang dewasa? Kekerasan bukan hanya menyakiti fisik
mereka, namun merusak mental mereka dengan kata-kata pedas, kata-kata kotor
juga merupakan kekerasan, gadget dan pakaian yang tak sesuai dengan usiapun
juga termasuk dalam kriteria kekerasan. Lebih Tepatnya, Kekerasan bisa pula
didefinisikan sebagai peruskan potensi anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kemampuan mereka. Ibarat sebuah
kertas putih yang dicoret-coret tanpa aturan, hanya akan berisi garis yang tak
nyaman dibaca maupun dilihat, garisnya pun tak memberikan makna abstrak
layaknya lukisan abstrak. Namun beda cerita dengan sebuah kertas putih yang
didalamnya tegores guratan tulisan penuh makna ataupun lukisan indah penuh
warna. Maka, Kertas yang murah akan menjadi mahal.
Kamis, 17 April 2014
Masjidku Kenanganku
Aku tutup Novel yang seminggu ini
telah kukhatamkan. Novel yang tentunya membuka hatiku untuk kembali merindukan
kalian. Novel ala santri pondokan yang berjuang. Bedanya, mereka berjuang untuk
menjadi seorang hafidz, tapi kita berjuang untuk bisa mencapai kelulusan.
Masjid, menjadi setting utama di Novel itu. Rindunya aku dengan Kemegahan
Masjid YPM Al-Rifa’ie 1 yang dipenuhi kalian semua. Rindu saat kita berjuang
mendapatkan shaf pertama. Ngaji bareng sambil menunggu isya’, sebelum Maghrib
tiba, kita pun membaca Al-Qur’an. Meski secara individu, namun deru suara kita
yang berusaha mengkhatmkan bacaan Al-Qur’an sungguh kurindukan. Saat ujian
menyergap, kita tak akan lepas dari Masjid. Masjid. Tempat tongkrongan favorit.
Mantra Ajaib
“Jika purna sudah waktuku” bibirnya terus mengatakannya di
tengah kegaduhan bus. Aku coba menegurnya dengan meletakkan tanganku di
pahanya. Dia saudara kembarku. Tazkiyah. Sesuai namanya, ia selalu membersihkan
dirinya dengan mengatakan kalimat itu. Disetiap waktu. Setiap shalat. Agar
dirinya tetap dekat dengan sang Maha Kuasa yang entah kapan akan siap mengutus
malaikat Izrail kepada kita. Kaum manusia yang takdirnya telah ada di Lauhil
Mahfudz.
“boleh saya tau nama anda?” ucap seorang lelaki di sampingku.
Ia terlihat satu almamater denganku dan adikku.
“namaku Tafkirah” ucap Tazkiyah.
“aku tidak bertanya padamu, aku bertanya padanya” ucap
lelaki itu menunjukku.
“tidakkah kau melihat isyarat-isyarat tangan yang berusaha
ia bentuk untuk mengatakannya padamu?” ucap Tazkiyah. Yah, aku memang bisu.
Itulah yang bisa aku lakukan, memberikan isyarat kepada siapapun.
“oh, Maaf” ucap lelaki itu terlihat menyesal.
*****
Rabu, 26 Maret 2014
Akan Aku Ubah Dunia
Guru.
Kata yang selalu kuanggap remeh. Setiap hari, ayah selalu mengatakannya.
Mungkin karena profesi Ayah yang memang seorang guru. Aku tak pernah
menyukainya. Aku punya mimpi besar. Akuntan hebat yang bisa keliling dunia bak
Sri Mulyani. Entah, aku tak tau sosoknya, bahkan kisahnya. Aku tak tau. Yang ku
tau seorang guru sekolah dasarku pernah menyebutkan namanya saat aku
bersilaturrahmi ke rumahnya.
“kalau kamu Sekar,
masuk jurusan apa sekarang? Kelas 11 kan ya?” ucap pak Bejo, setelah
berbincang-bincang dengan teman-temanku yang lain. Dari 10 orang yang ada, 7
diantaranya mengakui dengan bangga bahwa mereka kini masuk jurusan IPA, dua
orang dari tiga yang tersisa lebih memilih bersekolah di SMK dengan jurusan
yang tak kalah keren. Teknik. Jurusan yang mungkin memiliki peminat yang
jumlahnya lumayan besar. Dan aku, duduk dideretan paling ujung dengan jurusan
yang bagiku tak terlalu istimewa, keyakinan ini mulai menciut.
Sejenak aku tersenyum.
Menunjukkan aku menghina diriku sendiri.
“IPS pak.” ucapku
ragu-ragu dan menundukkan wajah yang amat malu. Teman-teman seketika
mendongakkan mukanya dengan ekspresi terkejut. Tak percaya. Mengingat
prestasi-prestasi akademik yang pernah aku capai di bangku SD melalui nilai
IPA.
“oooo IPS. Bagus.
Pilihan yang tepat. Pelajaran apa yang disukai?” ucap pak Bejo membuat hatiku
serasa hidup kembali dari gelombang kecemasan yang tengah kubayangkan. Kuangkat
mukaku kembali dengan optimis.
“ekonomi pak.” Sejenak
kuliat wajah pak Bejo yang puas atas jawabanku.
“sudah kuduga. Saya do’akan
kamu bisa jadi penerus Sri Mulyani.” Senyumnya mengembang. Aku turut mengamini
dalam senyum optimisku meski tak ku tau siapa dia.
*****
Selasa, 18 Februari 2014
Rindu Keluarga
“apa
salahnya?? ia tak pernah sekalipun merasakan kasih sayang ayahnya. Tolonglah
izinkan dia pergi. Lagipula ia sudah umur 8 tahun. Itu janjimu kan?? Kenapa kau
begitu keras kepala kak??” Ucap tante Nita yang merupakan adik dari ayah.
Tujuan tante ke Indonesia tidak lain hanyalah untuk mengajakku ke
Amerika. Tempat ayah berada. Ayah tak bersama keluarga kecil kami sejak aku
dilahirkan. Entahlah, mereka pun menyembunyikan alasan perpecahan keluarga
kecil kami dariku. Ayah tengah sakit parah saat ini dan ayah ingin bertemu
denganku sebelum ajal menjemputnya. Namun, Ibu yang memiliki hak asuh atas
diriku sejak perceraian itu bersih keras melarangku untuk sekedar menengok Ayah.
*****
Rabu, 12 Februari 2014
SMA Al-Rifa'ie
SMA AL-RIFA'IE Sekolah menengah tingkat atas yang smart dan modern yang berwawasan karakter bangsa serta berbasis pondok pesantren salaf yang memadukan IPTEK dengan IMTAQ.disinilah anak-anak al-rifa'ie menyalurkan berbagai kecerdasan dan bakat serta minat dalam hal duniawi tapi juga dalam hal akhirat.siswa di terapkan untuk selalu berakhlakul karimah,toleransi terhadap yang lain dan sebagainya.karena itu SMA Al- Rifa'ie terakreditasi A pada tahun ini.dan guru inilah yang membantu siswa SMA Al-Rifa'ie dalam perkembangan zaman teknologi di dunia ini
PENYESALAN
Aku ingin menjadi orang yang konsisten pada tujuan..
namun aku hanya manusia biasa..
yang hanya bisa mengikuti hawa nafsu belaka..
andai aku tak terhalang oleh nafsuku..
aku ingin katakan pada-Mu..
bahwa aku ingin mencinta-Mu dengan setulus hati..
mencintai Dzat yang akan memberikan segalanya untukku..
Kaulah Dzat yang tulus..
aku ingin mencintai-Mu..
namun..
yang terjadi saat ini adalah sebaliknya..
setiap detikku,setiap langkahku..
ku lakukan beribu-ribu kenistaan..
entah apa yang harus ku lakukan untuk untu menebus dosa..
tangisan penyesalan,istighfar pun sungguh sulit untuk Kau terima dengan dosaku ini..
dosaku bagaikan jumlah butiran pasir..
akupun seperti butiran pasir yang mencoba melawan arus angin..
namun aku hanyalah partikel kecil yang tak bisa melawan hembusan angin panas yang menghalauku..
aku pun ikuti kemana angin ini membawaku pergi..
yang ku tau hanyalah,aku akan kembali ke posisi yang sama dengan daerah yang berbeda..
oh..rabbku..
Kau begitu sempurna..
namun mengapa aku harus mendzalimi-Mu?
maafkan aku yang terlena dengan kehidupanku..
aku ingin mendapat ketenangan untuk bersama-Mu..
aku ingin kembali ke tujuan awal ku untuk menghafal firman-firman-Mu..
istaghfirlana ya rabb..
namun aku hanya manusia biasa..
yang hanya bisa mengikuti hawa nafsu belaka..
andai aku tak terhalang oleh nafsuku..
aku ingin katakan pada-Mu..
bahwa aku ingin mencinta-Mu dengan setulus hati..
mencintai Dzat yang akan memberikan segalanya untukku..
Kaulah Dzat yang tulus..
aku ingin mencintai-Mu..
namun..
yang terjadi saat ini adalah sebaliknya..
setiap detikku,setiap langkahku..
ku lakukan beribu-ribu kenistaan..
entah apa yang harus ku lakukan untuk untu menebus dosa..
tangisan penyesalan,istighfar pun sungguh sulit untuk Kau terima dengan dosaku ini..
dosaku bagaikan jumlah butiran pasir..
akupun seperti butiran pasir yang mencoba melawan arus angin..
namun aku hanyalah partikel kecil yang tak bisa melawan hembusan angin panas yang menghalauku..
aku pun ikuti kemana angin ini membawaku pergi..
yang ku tau hanyalah,aku akan kembali ke posisi yang sama dengan daerah yang berbeda..
oh..rabbku..
Kau begitu sempurna..
namun mengapa aku harus mendzalimi-Mu?
maafkan aku yang terlena dengan kehidupanku..
aku ingin mendapat ketenangan untuk bersama-Mu..
aku ingin kembali ke tujuan awal ku untuk menghafal firman-firman-Mu..
istaghfirlana ya rabb..
Senin, 10 Februari 2014
Lelaki Idaman
Pernikahan, sebenernya sesuatu yang
dinanti oleh semua orang sih. Tapi, Kalo udah ditanya tentang tipe lelaki
idaman, hmm, ini yang perlu dipikir kesekian kali. Kalo nururtin hati sih
sebenarnya pengennya yang sempurna. Tapi sayangnya, gak ada tuh makhluk
sempurna di dunia ini. Terus kamu milih yang bagaimana?
Ladies, kalo boleh aku saranin sih,
kalian kalo milih cowok jangan dari penampilannya. Payahnya, jaman sekarang,
justru cewek-cewek itu sukanya ngeliat dari sepeda motornya, dari pakaiannya,
dari dompetnya. Hiuh, ada lagi yang parah, kadang ada yang suka cowok Cuma dari
mukanya doang. Haduh, please ladies, ini yang super memalukan dan justru
membuat harga diri kaum hawa semakin rendah. Mau harga diri kamu dibayar sama
harta apalagi sama modal muka aja? Sebegitu murahkah harga dirimu? Apa kamu
pikir hidup itu semudah membeli barang dengan uang yang melimpah? Apa kamu
pikir hidup hanya pajangan yang bisa buat pameran di muka umum?. Coba jawab itu
aja deh. Kalian pikir aja kesekian kali. Lalu, kalian pasti bertanya bagaimana
hidup itu sebenarnya menurutku?
Guys,
hidup itu tantangan, hidup itu bagaimana kamu bisa melewati semua masalah, hidup
berarti anugerah dari tuhan yang menjadi amanah bagi kita untuk menjaganya
hingga waktunya raga ini kembali pada-Nya. Dari arti yang singkat tadi, apa
yang kamu dapat?. Apakah benar, harta adalah segalanya? Apakah benar rupa
adalah segalanya?. Ish, kalo anda menjawab benar, berarti perlu pengarahan oleh
para ulama’, atau minimal orang psikolog lah, biar dapet solusinya. Tapi,
jangan pilih ulama’ atau psikolog yang cakep atau kaya loh ya, itu gak ngefek
untuk mendapatkan jalan keluar bagi permasalahan kita kali ini.
Ijinkan
aku untuk sedikit mencarikan jalan keluar, atau minimal member saran kepada
kalian semua, bagaimana criteria cowok yang baik. Nih, perhatikan!!. Tapi ini
menurut aku pribadi loh ya. Kalo ada yang gak setuju, it’s not problem. Ngikutin
silahkan, enggak juga gak papa. Cowok yang baik itu, yang mau menghargai cewek.
Eits, jangan salah paham dulu ya, maksudku menghargai itu, bukan kalo makan
dibayarin, atau apapun dibayarin. Tapi, yang dimaksud disini adalah menghargai
dalam jenis yang mendekati dengan kata menghormati, tapi bukan dalam artian cowok
itu budaknya cewek loh. Tapi dalam artian yang lebih religious lagi, yaitu gak
mau ngajak kamu keluar rumah berdua sebelum nikah, gak mau ngajak kamu sms-an
sebelum nikah, gak mau ngajak kamu teleponan sebelum nikah, dan hal-hal lain
yang banyak dijauhi oleh pasangan pacaran saat ini. Nah, itu baru namanya
beneran menghargai. Kalo ditanya alasannya kenapa, karena coba dipikir dulu
deh, nikah itukan butuh mahar, terus setelah nikah juga ada kewajiban bagi
cowok buat ngasi’ nafkah. Nah, kalo pacaran? Seenaknya aja pegang-pegang,
seenaknya aja bantu kita ngabisin pulsa tanpa mau ganti duit kita. Ish,
mengenaskan. Kalo emang dari kalangan banyak duit nih pacar kamu, emang sih pulsa
kamu bakalan digantiin tapi apa dia bisa gantiin hati kamu kalo suatu saat dia
nyakitin hati kamu?. Kalo aku sih, pikir-pikir dulu deh kalo mau pacaran. Banyakan
ruginya daripada untungnya.
And the
next, cowok yang baik itu yang pinter agamanya dan tentunya akhlaknya yang sesuai dengan kepintarannya. Hmm, sebagian cewek mungkin gak
setuju, aku udah nyensus loh dan hasilnya sebagian besar cewek lebih milih
cowok yang tajir dulu, itu yang paling pertama. Sepandai-pandainya tupai
melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya kalian mencoba
menyembunyikan kematrean kalian, akan ketahuan juga kok. Apalagi kalo hartanya si cowok habis, udah pasti ditinggalin
tuh. sebenarnya ini efek dari kebanyakan liat FTV indosiar :D. coba deh
direnungin sekali lagi, kalo si cowok alim, dia bener-bener bisa jadi imam yang
baik buat kamu. Mengajarimu tentang agama, mengarahkan keimananmu kepada tauhid
yang benar, menciptakan keluarga yang harmonis berbasis Al-Qur’an, bayangin aja
udah indah banget. Apalagi nih, biasanya kalo keluarga yang islami itu
dijadikan teladan bagi orang banyak. Sering disuruh mimpin tahlil, atau kegiatan
apapun yang masih berbasis religi, ini kalo kalian hidup di kampung loh ya. Jangan
ambil negatifnya dengan memikirkan itu terlalu berat buat kalian, coba deh
pikir kecengannya berapa coba kalo disuruh berapa kali manggung buat pengajian,
tapi ini pake’ pikiran nakal yah. Jangan ditiru :D.
Terakhir,
aku secara pribadi kagum banget sama cowok pinter. Hmm, lebih bijaksana gitu
keliatannya. Beberapa orang pinter yang aku tau itu biasanya gak begitu suka
sama urusan yang gak penting seperti pacaran dan sebagainya, biasanya pandai
berkata di depan public tapi kalo dalam hal menyatakan perasaan cinta sama
seseorang itu berat minta ampun, mereka
lebih memilih menyembunyikannya. Cuek juga termasuk criteria orang pinter,
soalnya kadang dia asyik dengan dunianya dan memilih tenggelam bersama buku. Tuh
liat, sama buku aja kadang sampe’ lupa diri, apalagi kalo sama orang yang dia
cintai. Haduh, so sweet dah pokoknya. Selain itu, kenapa aku lebih tertarik
sama cowok pinter alasannya adalah seumpamanya nih namanya takdirkan gak selalu
ada di atas, kadang kita juga ada jatuhnya. Orang yang pinter pasti mudah
mendapatkan jalan keluar. Ini bukti antisipasiku buat kehidupan masa depan.
Oke,
aku rasa cukup itu ya yang bisa aku saranin ke kalian semua guys, tapi yang
kalian harus selalu ingat, bahwa ada cewek yang istimewa di balik cowok yang
istimewa. Jadi jangan ngoreksi kejelekan cowok melulu, koreksi dulu diri kita. Karena
untuk mendapatkan cowok yang baik, kita pun harus baik. Ingat ladies, kita
adalah penyemangat bagi lelaki kita jadi Jangan pernah menurunkan semangat
mereka. Be the good women, from us and for us. Good Luck!!
Minggu, 02 Februari 2014
Belajar darimu
Hampir enam tahun kita tak bertemu. Sejak lulus dari sekolah
dasar. Ah, masih terlalu anak-anak. Mungkin aku terlalu mendewakan masa lalu.
Dan itulah aku. Meskipun, Beberapa tahun terakhir sebelum aku lulus dari
pesantren, banyak lelaki yang
mendekatiku. Aku tetap memilih untuk acuh terhadapnya. Ini ujian keimanan
terberat bagiku. Entahlah. Aku malah terjebak dengan orang-orang di masa
laluku. Kau tau? Termasuk engkau.
Aku selalu datang di setiap malam haflah di
sekolah, meski tak ada lagi yang kukenal disana. Hanya guru-guru yang setia
menjadi pengajar di sekolah itu yang kukenal. Aku tak mungkin memutuskan
silaturrahmi antara aku dan guru-guru. Dan malam itu, malam yang tak pernah
kusangka. Kau datang pula di tempat itu, di tempat kau dan aku bermain dulu.
Sempat ingin menyapa, namun egoku lebih besar dari keinginanku. Ku putuskan tak
menyapamu.
Aku mendapat nomermu dari fika. Kau
ingat nama itu? nama seseorang yang pernah ada hubungan denganmu dan akulah
yang menjadi pak pos yang selalu menyampaikan salammu untuknya. Di smsmu,
selalu tertera namanya. Aku tersenyum. Aku senang saat aku bisa membantu
teman-teman dalam segala masalah termasuk dalam masalah percintaan.
Malam itu, tak seperti biasa. Kau
menanyakan kabarku, menanyakan keberhasilanku di pesantren, dan segala hal yang
bersangkutan denganku. Mungkin kau merasa bosan dengan pembicaraan tentangnya.
Namun, semakin lama semakin menjurus dan membawa hatiku jatuh dalam lautan
cintamu yang berasaskan dakwah itu. Kau membawaku terjun ke dalam dunia
dakwahmu dan aku mengikutimu. Termasuk menjadi seorang Haafidzul Qur’an. Aku
senang kau mensupportku. Aku menyayangimu karena Allah dan aku tak ingin
menodainya dengan dosa. Aku percayakan segalanya padamu. Aku yakin kaulah imam
terbaik bagiku, meski aku ragu suatu saat kau pastilah bukan milikku. Aku pun
tak ingin kau mengirimku sms, bahkan menelponku. Aku inginkan cinta yang
benar-benar suci. Begitu indah saat itu. Apalagi saat kerinduan yang membuncah
menyerang setelah seminggu tak memberikan kabar. Meski tak ada status diantara
kita, pacaran atau teman. Bagiku status hubungan bukanlah hal yang penting. Aku
memilih berteman denganmu.
Di tengah perjalanan cinta yang
menurutmu berasaskan dakwah. Aku menemui diriku selalu kau khianati. Berulang
kali aku berusaha menepis sikapmu. Namun, hati lainku mengatakan tak harus
memutuskan silaturrahmi. Aku membalas smsmu. Sampai suatu hari, kau menuliskan
kata romantic untukku. Aku terjatuh untuk kedua kalinya. Aku pun tak kuasa
marah padamu, meski sebenarnya kau yang salah namun selalu aku yang terlihat
salah. Yah, aku selalu mengalah padamu. Dan entahlah, aku selalu memaafkanmu.
Beberapa bulan setelah aku terjatuh
kembali, kau ulangi kesalahanmu. Kau mulai merayu perempuan lain. Hatiku sakit.
Aku sengaja tak memberi kabar padamu. Sesak hatiku. Bahkan untuk menangis pun
aku tak kuasa. Aku tak ingin menangisi persoalan yang memang salahku sendiri.
Aku tak ingin mengulanginya untuk kesekian kali. Bahkan aku tak membahas
persoalan itu di smsmu. Aku hanya berharap kau jujur. Menanti kejujuranmu yang
akan membuktikan seberapa cintamu padaku. Dan hasilnya? Nothing, kau
sembunyikan segalanya dariku. Meski aku pun telah mengetahui segalanya.
Cukup lama tak ada kabar darimu,
aku mencoba menghubungimu untuk sekedar bersialturrahmi yang pada saat itu
bersamaan dengan ulang tahunmu. Send. Dan kau tak membalasnya, aku mencaci
diriku, sebodoh itukah aku yang mencoba menyambung silaturrahmi dengan orang
yang bahkan tak merasa kenal dengan diriku. Bahkan kau mengatakan kepada semua
orang bahwa hubunganmu dan aku hanyalah sebuah kesalahpahaman dan tetap merayu
perempuan itu. Hatiku semakin sakit. Aku menghibur hatiku sesering mungkin.
Menghubungi teman-teman perempuanku yang lama tak kusapa. Apapun kulakukan
untuk sekedar melupakanmu. Hingga akhirnya, aku pasrah pada keputusan tuhan.
Kau tau? Aku kini bahagia meski tanpamu. Aku kini bahagia, tak ada penghiantan
darimu lagi. Dan aku kini lebih yakin bahwa Allah mencoba mengingatkanku agar
selalu mencintai-Nya. Terimakasih, karenamu aku merasakan sakitnya di khianati.
Karenamu aku kini tau, tak ada hubungan cinta yang sempurna selain pernikahan.
Dan aku pastikan, diriku tak akan jatuh ke dalam lubang yang sama, terimakasih.
Kemajuan Fashion Vs Me
Kemajuan fashion kini membuat dunia cewek terutama semakin
modis. Namun, tak jarang kemajuan fashion justru membuat kita tak semakin indah
tetapi cenderung membuat kita lupa akan diri kita. Dari lupa akan siapa diri kita
merambah menjadi kelupaan kepada akhlak kita kepada tuhan. Yah, itu seringkali
terjadi pada kita terutama kaum cewek yang punya berjuta-juta model pakaian.
Dari ujung kepala hingga ujung kaki saja sudah ada lebih dari seratus model
yang bisa digunakan untuk menjadikan diri semakin tampil cantik dan modis.
Keistimewaan luar-biasa memang saat bisa menggaet hati banyak cowok.
Dunia fashion pun kini merambah ke
penjuru dunia Islam. Dari model kerudung yang bermacam-macam, baju sedemikian
rupa agar tak ketinggalan dengan fashion yang tak sesuai islam. Mungkin ini
adalah cara dakwah terbaru, membuat diri semakin menarik dengan fashion Islam
terbaru, membuat non-islamic fashion agar tertarik untuk berhijab atau
berfashion ala islami. Fashion islami ini kemudin di kritik keras oleh kaum
islam radikal yang kemudian mencetuskan fashion syar'i.
Alasan ini pun menurut saya, memang tepat untuk mengkritik degradasi
moral yang terjadi. Fashion, adalah yang menentukan moral seseorang. Bukannya
saya termasuk islam radikal, namun dari fashion lah terlihat, bagaimana moral
orang tersebut. Awalnya memang saya ingin mengikuti fashion yang berkembang,
agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. Namun, Saya
kemudian menemukan bagaimana fashion yang tepat menurut islam. Allah
swt dalam surat an-Nur ayat ke 31 berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِناتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصارِهِنَّ وَ
يَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ ما ظَهَرَ مِنْها وَ
لْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلى جُيُوبِهِنَّ وَ لا يُبْدينَ زينَتَهُنَّ إِلاَّ
لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبائِهِنَّ أَوْ آباءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنائِهِنَّ
أَوْ أَبْناءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوانِهِنَّ أَوْ بَني إِخْوانِهِنَّ أَوْ
بَني أَخَواتِهِنَّ أَوْ نِسائِهِنَّ أَوْ ما مَلَكَتْ أَيْمانُهُنَّ أَوِ
التَّابِعينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذينَ
لَمْ يَظْهَرُوا عَلى عَوْراتِ النِّساءِ وَ لا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ
لِيُعْلَمَ ما يُخْفينَ مِنْ زينَتِهِنَّ وَ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَميعاً
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
(Wahai
Rasulullah) Dan katakanlah kepada kaum wanita yang beriman agar mereka
menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali sesuatu yang (biasa) tampak darinya.
Hendaknya mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka
tertutupi), janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali untuk suami-suami
mereka, atau ayah dari suami-suami mereka atau putra-putra mereka, atau anak
laki-laki dari suami-suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, anak
laki-laki dari saudara-saudara laki-laki mereka, atau anak laki-laki dari
saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka atau budak-budak
mereka atau laki-laki (pembantu di rumah) yang tidak memiliki syahwat atau anak
kecil yang tidak paham terhadap aurat wanita. Dan janganlah kalian mengeraskan
langkah kaki kalian sehingga diketahui perhiasan yang tertutupi (gelang kaki).
Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt
supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung.
Ayat
diatas, sangat membuat saya berpikir dua kali untuk mengikuti fashion saat ini.
Meski seringkali ingin ikut tampil cantik. Namun, apalah artinya cantik di mata manusia, jika akhirnya menyisakan penyesalan di akhirat. bukankah kecantikan yang sebenarnya akan tumbuh dari hati, tanpa menampakkannya melalui pakaian?
Sedikit
bercerita tentang pengalaman saya saat mengikuti acara reoni pesantren. Saya terus memandang kawan lama saya itu. Kerudung model apapun mereka pakai asal modis. Saya turut senang melihat model
kerudung mereka yang bermacam-macam. Mereka terlihat cantik, begitupun dengan
model pakaian mereka yang tentunya tak ketinggalan jaman. Lalu saya melihat diri
saya. Hah, inilah diri saya pakaian yang tetap seperti di ma’had dulu, atasan dua centi
di bawah pantat, dan rok panjang yang mensempurnakan pakaian ala santri saya. Dengan jilbab dan bros di bawah untuk menutup dada. Persis di
ma’had dulu. Hanya saja ada dua perbedaan dalam diri saya yang turut menyempurnakan dunia fashion ala santri saya. Daleman
kerudung yang mencegah rambut saya kabur dari kediamannya serta kaos kaki yang
membalut kulit kaki saya yang baru saya sadari bahwa kulit itu adalah aurat.
Kembali
saya tersenyum kecut pada diri saya sendiri. Pakaian tanpa modis. Pakaian ini
yang membuat saya disangka sebagai salah seorang ustadzah di ma’had. Saya
tersenyum kembali, di sisi lain mungkin saya tersindir dengan pakaian ala
jadul Meskipun saya sudah hidup di kehidupan
modern yang jauh berbeda dengan kehidupan pesantren. Namun, di sisi lain saya merasa terhormat karena keimanan saya di
setarakan dengan mereka para ustadzah. Saya melihat diri saya kembali,
menghibur diri saya yang tak berminat dengan fashion saat ini. Berkata pada
diri saya sendiri. Bukankah saat badanmu tertutup, tidak akan mengundang
syahwat bagi yang lain? Bukankah saat badanmu tertutup, justru kamu akan mengundang orang
yang mencintaimu apa adanya?.
Di
pesantren saya diajarkan cara berpakaian menurut syariah. Mulai ujung kepala
sampai ujung kaki, Termasuk perhiasan dan sebagainya yang turut andil dalam
dunia fashion. Dari sana saya dapatkan dasarnya dan kemudian saya kembangkan
dan saya tambah jika ada yang kurang. Saya tak ingin menjadi orang yang merugi.
Bukankah orang yang beruntung adalah orang menjadikan dirinya lebih baik dari
sebelumnya. Memang sulit mempertahankan adat pesantren yang terlihat
ketinggalan zaman, namun saya berusaha membuatnya mudah. Kuncinya, cukup tutup
telinga terhadap cacian orang lain. Saya cukup merasa beruntung bisa belajar di
lingkungan islam inilah yang membuat hati saya tak tergoda dengan arus fashion
yang ada saat ini. Saya cukup bercermin kepada orang lain yang mampu menutup aurat secara
sempurna meski bukan lulusan pesantren. Ini yang seringkali membuat saya terus
merasa malu, saat saya tidak bisa lebih dari mereka. Hingga akhirnya, saya
memilih fashion yang tepat dan insyaallah di ridhoi oleh Allah. Terimakasih
tuhan, Engkau masih menyadarkanku.
Selasa, 28 Januari 2014
Belajar Tak Butuh Hasil
Kemarin, seperti biasa saya dan teman-teman berkumpul saat
musim KHS tiba. Dengan tempat yang tetap dan waktu yang tetap. Taman depan
fakultas. Entahlah, tempat itu menjadi tempat langganan bagi kami. Kesenangan tersendiri saat kami
berbincang-bincang seputar kegiatan liburan dan saling mengeluarkan isi hati
seputar KHS. Pembicaraan yang bernuansa humor tak pernah lepas dari kami. Ah,
ini yang membuat saya selalu rindu suasana kelas di setiap liburan semester.
Siang
itu, kami membicarakan seputar PKPBI. Kami yang tak pernah merasakan PKPBI
turut penasaran dengan KHS anak regular. Pembicaraan seputar KHS, wisuda dan
tentunya sertifikat wisuda. Sekilas kami melihat, Regular sangat istimewa.
Wisuda, yang ada pada semester 5 bagi regular sangat mengenaskan bagi kami yang
berada di kelas ICP yang tidak dapat merasakan wisuda. Sertifikat TOEFEL pun
kami tak mungkin mendapatkannya. Kami sejenak merenung. Membicarakan masalah
lain sebagai hiburan bagi kami yang suka ngobrol ala OVJ.
Dari pembicaraan
siang itu, membuat saya semakin merenung. Menanyakan kepada hati saya
sendiri. Apa tujuan saya di ICP?. Apa istimewanya ICP?. Apa yang saya dapatkan
di ICP?. Saya hanya menyadari kelebihan anak regular. mereka mendapatkan ilmu lebih dari kami. Kami hanya membiasakan diri kami dengan bahasa Inggris. Dan tetap
saja, ketika kami dilatih untuk mendengarkan seminar International, Seringkali
kami masih saja tidak memahami maksudnya. PKLI di luar negri kah yang menjadi
keistimewaan ICP? Jika untuk ukuran Malaysia, kenapa kami harus memakai bahasa
Inggris. Toh, bahasa kami dan Malaysia hampir sama. Ijazah kami dengan kelas Regular pun mungkin sama,
yang membedakan hanya tingkat skripsi kami yang menggunakan bahasa Inggris. lalu,
saat tak ada bukti tertulis, maka tak ada yang membuat kami istimewa
di ICP.
Namun,
kami merasa beruntung saat kami berada di kelas ICP. Tugas yang membludak,
ditambah tanggungan tugas kami yang harus menggunakan bahasa Inggris, membuat
kami bersyukur saat kami tidak mendapat jadwal PKPBI yang biasa dilakukan di sore
hari. Selain itu, kapasitas kelas kami yang hanya menampung 20-25 orang,
membuat kami lebih konsentrasi dengan mata kuliah yang diajarkan dengan
menggunakan bahasa Inggris. Yah, meskipun hasil kami pun tak maksimal. Namun,
kami lebih bersyukur saat kami memahami isi dari ilmu tersebut. Apalah gunanya
belajar, saat kami hanya mencari hasil tanpa bisa memahami isinya.
Sejenak
mungkin saya merasa egois, karena merasa kehidupan ICP yang diasingkan. Namun,
saat kami mencari pemahaman, kami meyakini itu akan lebih mudah untuk menjadi
profesi tujuan kami yaitu sebagai pengajar. Bukankah saat kami memahaminya,
ilmu akan mudah untuk menjadi bermanfaat?. Terimakasih tuhan, atas segalanya. Ilmu
yang kami dapat, serta kefahaman yang kami dapatkan.
Rabu, 22 Januari 2014
Ketika Ibu Ingin menikah Lagi..
Aku tak pernah menyangka hidupku akan seperti ini. Bukan
mengeluh. Tapi tak menyangka sekaligus tak tau apa yang mestinya aku
lakukan. Hanya bisa terdiam dan terus
berpikir solusi terbaik. Merenung setiap malamnya. Menulis apapun yang bisa
melampiaskan isi hati ini. Meski seringkali melenceng dari isi hati.
Kematian
ayah hanya berjarak beberapa bulan dari sekarang. Namun, terasa berat bagiku.
Sejak kematian ayah, aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak meninggalkan
ibuku. Karena aku tau, kini hanya ibu yang aku miliki. Untuk itu, Setiap kali
aku mendapatkan jadwal libur dari kampus, aku tak segan-segan untuk pulang ke
kampong halaman, untuk sekedar menemani Ibu. Aku paham betul bagaimana perasaan
seseorang saat harus kehilangan kekasih. Serta bagaimana saat kondisi itu
anaknya tak ada di sisinya.
Aku
hanya dua bersaudara. Waktu ayah tiada, seluruh biaya pendaftaran pendidikan adik
sudah lunas. Tak mungkin adik harus men-cancel dirinya untuk masuk pesantren.
Hanya aku satu-satunya yang dapat diandalkan untuk menemani ibu. Saat Ayah
masih hidup, Ayah memasrahkan seluruh tanggungjawabnya padaku. Entah, saat itu
beliau telah merasakan hidupnya tak lama lagi atau memang karena aku putri
tertuanya. Aku hanya merasakan beratnya tanggungjawab itu saat beliau telah
tiada.
Sejak
kematian ayah, sikap Ibu berubah. Ibu selalu merasa dirinya kembali muda. Sikap
Ibu kini lebih kekanak-kanakan. Entahlah, kini aku yang harus mengalah. Bahkan
sampai urusan music pun, kami selalu berdebat. Ibu yang hidup di tahun 80-an,
lebih memilih lagu-lagu jadul untuk menemani pagi keluarga baru kami. Kau tau?
Lagu-lagu mellow yang mengharukan. Tak ada bahagianya. Aku tak suka itu dan aku
yang selalu mengalah. Namun, tetap saja Ibu mengatakan bahwa diriku yang egois.
selain masalah music, kami pun sering berdebat tentang film. Aku yang merasa
kini tumbuh dewasa lebih memilih film-film yang berkaitan dengan perkembangan
Indonesia dan tayangan-tayangan humor untuk sekedar melepaskan kepenatan
masalah Indonesia. namun, Ibu? Kini lebih menyukai film percintaan. Tuhan, apa
yang terjadi pada Ibuku?
Kini,
seringkali aku melihat ibu gelisah saat HPnya lowbat. Padahal sebelumnya,
memegang HP pun Ibu tak bisa. Bahkan, beberapa malam kemarin aku memergoki Ibu
mendapatkan telepon dari seseorang. Aku tak tau siapa itu, yang pasti sang
penelepon adalah kaum adam. Entah, saat itulah aku merasa hatiku teriris.
Bahkan aku pun tak pernah melakukan itu dihadapan Ibuku, namun inikah
balasannya. Aku menahan air mataku. Menahan luka yang menyayat hatiku. Aku tak
berani pacaran, namun Ibu berani melakukannya dihadapanku.
Setelah
sholat Ashar, aku memohon pada tuhan di atas sajadah yang selalu digunakan
almarhum ayahku. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku hanya berharap yang terbaik.
Tapi entahlah, akhir-akhir ini, ibu sering membicarakan tentang masalah
pernikahan, cowok. Namun buruknya, saat
aku mendengarkan pembicaraan itu, hatiku justru semakin terluka. Meski
aku tau, Ibu pastilah merindukan kasih sayang dari seorang lawan jenis. Perasaan itu wajar sebenarnya. Namun, mengapa
hati ini sangat sesak?. Mungkin karena aku terlalu merasa betapa banyak jasa
yang diberikan Ayah padaku. Sehingga ada perasaan tak rela saat Ibu melukai
Ayah. Meski mungkin Ayah sudah mengikhlaskannya.
Siang
itu, saat adik pulang dari pesantren, aku bicarakan hal itu dengan adik. Adik
tak menyetujui Ibu menikah lagi. Aku pun begitu. Namun di sisi lain, aku pun
memperhatikan bagaimana kelanjutan pendidikan adikku saat aku lulus dari kuliah
kelak. Uang pensiunan Ayah pun akan terhenti sampai situ. Di sisi lain, aku
ingin bebas menghabiskan liburan semesterku yang panjang untuk sesuatu yang
bermanfaat di daerah perantauanku. Namun tak bisa. Aku tak tega meninggalkan
Ibu, meskipun Ibu pun mengizinkanku.
Aku masih teringat pesan ayah
padaku, agar aku dapat membayar seluruh biaya kuliah adik. Ayah memberikan
amanah yang tak ternilai. Pendidikan memang segalanya di mata Ayah. Tuhan,
haruskah aku merelakan Ibuku menikah lagi?. Jika tidak, lalu bagaimana masa
depan adikku?. Tuhan, aku tau takdir-Mu akan selalu indah bagi ummat-Mu meski
seringkali tak sesuai yang diinginkan. Tuhan, aku memohon pada-Mu, berikan
jalan Rizki bagi hamba-Mu yang lemah ini.
Belakangan
ini, aku semakin terdesak oleh pembicaraan Ibu tentang anak tetangga yang
setaiap liburan semester selalu mencari pengalaman bekerja. Namun, Saat aku
mengatakan akan tinggal di Malang selama seminggu saat liburan semester,
ekspresi Ibu seakan menggambarkan kekecewaan. Aku masih saja tak memahami
perasaan Ibu. Dan Ibu pun masih saja tak memahami aku yang inginselalu
menemaninya. Aku tak paham semua ini. Sungguh!!
Selasa, 21 Januari 2014
Keajaiban di balik Duka Maulid Nabi
Malam
yang dingin ditemani sebuah laptop dihadapan saya dan headset yang selalu
menempel di telinga saya dengan tartil ala syaikh al-Ghomizi yang kini menjadi
lagu favorit saya sebagai senandungnya. Aktivitas ini kini rutin saya lakukan
sejak saya memasuki kampus. Entahlah, virus insomnia kini sering menyerang saat
saya sudah berada di jenjang perkuliahan. Banyaknya tugas mendukung saya untuk
selalu terjaga setiap malam. Dan kini virus itu justru terjadi pula saat saya
tak punya tugas.
Entahlah,
malam ini saya lebih memilih untuk membuat kopi-susu hangat untuk menemani
malam saya. Padahal sebelumnya saya sama sekali anti dengan minuman-minuman
yang mengandung unsur kopi bahkan sedikitpun. Suasana keheningan malam ini,
justru mendukung saya untuk mengingat pembicaraan tadi pagi dengan seorang
teman dari pesantren. Pembicaraan itu selalu mengingatkan saya akan sebuah
moment di pesantren. Sebuah momen kecil namun berkesan. Dan inilah kisah saya.
*****
Kegaduhan
kelas diniyah selalu mewarnai sore kami sebagai santri, termasuk mendendangkan
senandung nadhom yang menjadi khas santri pada umumnya. Ustadzah-Ustadzah kami
didominasi oleh para kakak kelas kami yang memang ahli dibidangnya
masing-masing. Jarak umur yang tak terlalu jauh dengan kami, membuat kami tak
segan-segan menyuarakan aspirasi kami. Semuanya berjalan normal tanpa hambatan
apapun. Saya masih ingat, saat itu saya berada pada posisi lebih senior dari
santri madrasah diniyah lainnya yaitu sebagai tamatan.
Seperti
biasa, malam minggu adalah hari yang selalu kami nantikan. Setelah letih dengan
kesibukan kami, pastilah menantikan hari minggu sebagai waktu istirahat kami.
Yah, meskipun malamnya kami tetap ada kegiatan dan minggu paginya masih ada
kegiatan senam dan les bahasa yang disebut Muhadatsah serta kerja bakti dan Istighosah,
kami tetap menyambut hari minggu dengan gembira.
Namun,
malam minggu itu di luar kebiasaan kami. Siang itu ketika shalat Dzuhur kami
diminta membawa segelas air ke masjid untuk membaca wirid-wirid yang bertujuan
untuk membentengi pesantren kami dari kekuatan jahat baik dari bangsa manusia
maupun di luar bangsa manusia. Wirid itu langsung dipimpin oleh pengasuh kami.
Kyai panutan kami, kyai yang tak mudah ditemukan dimanapun. Suara beliau yang
merdu mulai membawa kami pada kekhusyukan doa yang kami baca.
Setelah
kami membaca wirid, seperti biasanya beliau memberikan pencerahan-pencerahan
kepada kami untuk senantiasa mendekat pada tuhan dengan beberapa selingan humor
ala santri. Masih terekam diingatan saya, saat itu beliau membicarakan masalah
kematian yang pada saat itu memang berdekatan dengan moment maulid nabi yang
merupakan hari kelahiran sekaligus wafatnya beliau Nabi Muhammad SAW. Dengan
tawa khas beliau, beliau menutup mauidzah hasanah siang itu. Air yang kami bawa
tadi dikumpulkan di moci-moci besar.
*****
Minggu
itu, seperti biasa masih ada Muhadatsah sebelum senam pagi ala santri. Semua
santri sudah berkumpul di lapangan kecil milik pesantren kami untuk menonton
film singkat berbahasa arab. Saya yang pada saat itu sebagai pengurus bagian
bahasa, sibuk mengambil sound untuk santri-santri yang tak sabar melihat film
tersebut. Sebelum mengetuk pintu kamar ustadzah, saya sempat melihat kyai
keluar dari kediaman beliau. Wajah yang segar itu meraih sepeda motornya dan
melaju ke pesantren dua yang merupakan pesantren baru, tempat istighosah kami
setiap minggunya. Begitulah kyai kami, sebelum istighosah dimulai, beliau akan
terlebih dahulu mengecek tempatnya. Sudah layakkah untuk tempat beribadah guna
memberikan rasa nyaman kepada para jama’ah istighosah yang tidak hanya terdiri
dari santrinya, namun darimana pun.
Setelah
rangkaian kegiatan pagi kami usai, kami bersiap-siap menuju pesantren dua untuk
melaksanakan istighosah. Saya yang tinggal di kamar dekat perkampungan yang
hanya dibatasi dinding dan gerbang mendengar suara orang-orang mengucapkan
lafadz tahlil ala penggotongan mayit. Saya hanya menyangka, mungkin ada
seseorang yang meninggal di kampung itu. Saya menuruni tangga dengan beberapa
teman sebaya saya untuk menuju pesantren dua.
Di
tengah jalan, kami bertemu seorang alumni yang bekerja sebagai penjaga wartel
pesantren kami. Dengan wajah gugup, dan entahlah saya tak bisa mendefinisikan
ekspresi itu. Ia menghampiri kami dan berkata “Kembalilah! Kyai sudah tak ada”.
Kami yang tidak percaya, bukannya kembali malah tetap menuju TKP. Dan benar
Kyai telah tiada. Kami menangis sejadi-jadinya. Hari itu pesantren kami
menangis.
*****
Acara
maulid nabi tetap kami laksanakan di tengah masa berkabung itu. Tentunya
setelah acara tujuh harinya kyai. Tanpa diduga para ustadzah menunjuk tamatan
kami sebagai delegasi diba’iyyah. Benar-benar tanpa persiapan yang matang.
Hanya bermodal keahlian masing-masing kami mempersiapkannya. Kami cukup
mensyukuri karena hadrah tamatan kami adalah hadrah terbaik setiap periodenya,
meskipun sempat fakum satu tahun. Karena yah memang begitu hukumnya di
pesantren kami. Saat santri sudah menginjak kelas 3 SMA, santri akan difakumkan
dari kegiatan apapun termasuk organisasi. Kyai kami yang memberikan peraturan
itu. Tujuannya simple, agar kami bisa focus untuk UAN.
Bisa
menjadi delegasi Maulid Nabi pada masa tamatan adalah suatu penghormatan luar
biasa bagi kami. Karena bagaimana pun kami tak akan menemukan kelangkaan ini di
periode-periode sebelumnya. Kami tentunya mempersiapkan suatu strategi untuk
menguasai lokasi Maulid Nabi yaitu masjid kebanggaan kami dengan mendadak.
Dengan membagi beberapa teman kami lainnya untuk menjaga di belakang setiap
posisi kelas yang sudah ditentukan di dalam masjid.
Setelah
sholat isya’ acara di mulai. Seluruh santri pun berkumpul di Masjid sesuai
denah kelas yang ditentukan. Berharap semua berhasil tentunya. Para pembaca
rowi memasuki masjid setelah MC mempersilahkan. Grup Hadrah kami pun mengikuti
di belakang pembaca rowi. Kami memulainya. Dan sempurna. Seluruh santri diam,
khusyuk. Selama enam tahun saya berulang kali mengikuti acara diba’iyah, namun
kali ini benar-benar amazing. Mungkin karena terbawa suasana berkabung, atau
mengantuk, saya pun tak mengerti. Kami benar-benar menghayati suasana maulid
nabi malam itu. Yang lebih mengesankan kami adalah saat diba’iyah berlangsung,
tercium bau sangat wangi. Entah dari mana sumbernya. Kami mempercayai bahwa
Nabi datang dalam majelis kami malam itu. Bukankah Nabi akan mendatangi suatu
majelis saat jama’ahnya benar-benar menghayati maknanya. Dan kebenaran itu kini
terjadi.
*****
Lamunan saya buyar seketika saat Ibu
terbangun dari tidurnya dan melihat saya masih terjaga. Indah saat saya kembali
mengenang moment itu. Bahkan untuk mengenangnya saja, saya merasakan
kebahagiaan teramat sangat. Ingin rasanya mengulang kembali sesuatu yang kini
tak pernah saya dapatkan di luar. Di kehidupan bebas. Juga dalam suasana Maulid
Nabi tahun ini.
Senin, 20 Januari 2014
Belajar dari Tetangga
Satu realitas lagi yang mampu membuat saya yakin
bahwa Allah selalu adil. Kemarin, saat saya facebook-an, iseng-iseng saya komen
di status tetangga RT sekaligus saudara yang lagi galau sama gebetannya.
Sebelumnya biar gak bingung saya kasi kode si A itu saudara saya. Nah yang
ingin saya ceritakan disini bukan si A tapi si B. si B ini tetangganya si A
yang saya sendiri baru tau kalo dia tetangga saya, nama facebooknya pun saya
baru tau kemarin saat dia ikut nimbrung dalam obrolan saya dan si A di status si
A. Entah ada setan apa tiba-tiba si B nge-add saya. Kontan saya mengkonfrimnya.
Seketika itu juga dia nge-chat saya. Saat itulah saya mengerti kalau dia
tetangga si A. Si B mengatakan pada saya bahwa ia pernah bertemu saya di
Kampus. Sudah pasti dia anak kuliahan, saya pikir.
Maklum
saja, daerah kami memang area industrialisasi yang lebih memilih kerja daripada
pendidikan. Ya meskipun gajinya di bawah rata-rata pendapatan pegawai negri,
mereka lebih memilih menjadi pegawai pabrik-an tanpa berusaha memapankan diri
untuk mendapatkan pendapatan lebih. Saya sebagai mahasiswa yang kini mengetahui
pentingnya pendidikan merasa simpati dengan keadaan ini. Jadi tak heran jika
saya cukup kagum jika di daerah saya ada yang memilih kuliah sebagai pilihan setelah jenjang sekolah SMA.
Saya
kembali mengingat lokasi daerah RT terakhir tersebut yang merupakan perbatasan
antara desa saya dengan desa baru yang didominasi oleh korban Lapindo. Di RT
itu jarang sekali rumah, otomatis saya pun mudah mengingat siapa yang berada
disana. Dan anehnya, yang saya tangkap dalam pikiran saya adalah sepasang
suami-istri yang hanya berpenghasilan dari berjualan mainan anak-anak. Yah, itu
adalah bapak dan ibunya. Untuk meyakinkan itu, saya bertanya pada ibu saya dan
memang benar. Adek si B sekarang masih nyantren di Gontor yang biayanya pun
pasti di atas rata-rata pesantren lainnya. Mengingat Gontor adalah pesantren
yang modern dan terkenal bagus. Si B pun kini sudah lulus kuliah.
Saya
sangat kagum dengan realitas ini. Coba renungkan. Dengan penghasilan yang minim,
beliau berdua mampu menyekolahkan putra-putrinya ke sekolahan yang layak. Saya
yakin, hanya orang tua yang hebat, yang bisa melakukan hal itu. Mungkin biasa
bagi kalian, namun luar biasa bagi saya mengingat sedikit sekali orang yang
mementingkan pendidikan di tengah jaman
Kapitalis ini. Semua berpikir hartalah yang terpenting. Apalagi untuk kalangan
seperti mereka yang berpenghasilan minim. Namun, orangtua ini luar biasa.
Saya jadi teringat
perkataan ustad saya saat saya masih di pesantren “saat seorang anak sudah
mengetahui mana yang salah dan mana yang benar (Baligh) saat itulah tanggung
jawab orang tua sudah mencapai garis finish. Namun saat orang tua rela
memberikan tetesan keringatnya untuk sang anak, itu bukan kewajiban, tapi
shodaqoh.” Dari perkataan ini kemudian saya kombinasikan dengan keterangan-keterangan
ustad saya yang lain bahwa “barang siapa yang bershodaqoh, maka akan dibalas
sepuluh kali lipat oleh Allah.” Dan saya kini yakin bahwa Allah tak pernah
luput dari janjinya dan Allah selalu adil pada hambanya yang berusaha. Allah
selalu melihat proses, bukan hasil. Hasil yang banyak, tak selalu menjamin
keberkahan suatu harta. Proses yang baik selalu memberikan keberkahan bagi
hamba-Nya.
Minggu, 19 Januari 2014
tips mengatasi galau in my opinion :)
Broken heart, saya yakin banyak
orang yang merasakan hal itu Terutama remaja. Baik kepada kekasih, teman,
keluarga dsb. Musim galau kini semakin bersemi seiring munculnya tren pacaran.
Karena itu Broken heart yang kini tren dengan kata galau tersebut selalu
dianggap sebagai resiko hidup. Meskipun Galau biasanya disebabkan karena rasa
cinta yang berlebihan. Banyak keinginan yang berlebihan yang ia tuntut dengan
usaha yang standart.
Saya jadi teringat setelah
membuka facebook, banyak sekali kawan-kawan lama saya yang selalu update galau.
Saya pun heran. Apakah memang Indonesia dirundung kegalauan. Mendadak saya
ingin menjadi psikolog sebagai pengobat bagi kawan-kawan saya. Entahlah.
Saya sempat berpikir apakah tidak ada kata lain yang bisa di update selain
cinta, sayang dan tetek bengek masalah percintaan lainnya. Apakah dihati mereka
tak ada kebahagiaan sama sekali?. Sekiranya mereka bisa menikmati indahnya
ciptaan tuhan yang dinamakan kebahagiaan.
Come on, guys. Kiamat masih
panjang. Cari pasangan lagi kan beres. Buatlah hidupmu berwarna. Jangan beri
hatimu dengan warna hitam melulu. Allah memberi kita hati bukan hanya untuk
mencintai makhluknya. tapi Allah menciptakan hati agar makhluknya dapat
merasakan lautan cinta penciptanya. Jangan terpuruk dengan masalah duniawi
belaka. Karena masih ada akhirat sebagai balasannya.
Nih, saya kasih tips dari ustad
Felix Siauw buat move on. Jangan cari kabar si dia dengan sms, telepon, apalagi
ketemuan. Jangan update status galau karena justru itu malah menjatuhkan harga
diri dan martabat kamu. Kalo kamu memang dari kalangan suka nyetatus kaya aku,
mending nyetatus kata-kata yang bisa membuka hati orang lain akan sebuah gejala
social. Sekiranya yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Nah, dengan gak sms,
telepon, ketemuan, update galau tanpa kamu sadari kamu telah menetralkan hatimu
pada si dia.
Untuk menetralkan hati itu gak
harus nge-delete nomernya dia atau hapus pertemanan. Anggap dia teman biasa.
Karena dengan nge-delete atau ngehapus pertemanan dengan dia berarti kamu
memutuskan tali silaturrahmi antar sesama dan itu dilarang. Selain itu hati
kecil si dia pasti bahagia karena ternyata dia berhasil membuatmu galau.
Nyakitin hati bangetkan kalo udah kaya gitu?
Lalu tunggu beberapa saat, ketika
dia merasa kehilangan dia akan kembali padamu. Lalu apa yang kamu lakukan?. Ya
jangan diterima guys. Tentu saja harga diri tetap harus di jaga dong. Kamu mau
dikatain habis meludah dijilat lagi?. Jangan terperosok di lubang yang sama
deh. Udah tau kedok buruknya dia ya mending cari yang lebih baik dari dia.
Lagian kamu pasti tau pacaran dilarang agama.
Yang perlu diingat guys,
khususnya para cewek. cowok yang bener, pasti gak bakalan mau menyakiti hati
orang yang dicintainya. Cowok yang bener juga gak bakalan ngajakin kamu ke arah
kemaksiatan dengan berpacaran. Cowok yang bener pasti langsung ngajakin
nikah, karena dia tau itu jalan yang terbaik. Jalan yang di ridhoi oleh Allah
dan bakalan membawa kamu untuk senantiasa beribadah pada Allah. Cowok yang
tanggungjawab pasti ngajaknya nikah. Kalo dia ngajakin nikah, berarti dia
konsisten dengan ucapannya dalam mencintaimu. Ingat girls, cewek itu dilihat
dari masa lalunya loh. Kalo masa lalunya udah banyak dijamah sama cowok ya
cowok yang baik gak bakalan mau sama kamu. Kecuali yang bener-bener baik
banget.
Yang perlu di garis bawahi buat
cowok, cinta tak harus memiliki itu saat kamu udah berusaha ngajakin si cewek
nikah tapi ternyata keduluan. Bukan ngajakin pacaran lho ya. Terus buat cowok,
ingat!! umumnya cowok itu diliat dari masa depannya. So, kalo pengen dapetin
cewek idaman kamu, mending kamu usahain segalanya secara maksimal. Kalo dirasa
udah bener-bener siap, langsung aja ke bapaknya buat izin ngajakin nikah.
Biasanya si cewek sok jual mahal dengan ngasi syarat. Kasi’ aja apa yang
disyaratkan selama itu berurusan dengan hubungannya dengan tuhan bukan dengan
masalah duniawi lho. Kalo ternyata dia minta masalah duniawi, berarti itu bukan
cewek bener. Cari yang bener aja dah.
Jadi kesimpulannya. Cinta itu gak
ribet kok. Cuma bagaimana kita mengolahnya. Kamus Galau itu hanya untuk
mereka-mereka yang gak percaya kalo tuhan selalu ada untuknya. Hanya untuk
mereka-mereka yang gak sadar kalo dia disadarkan bahwa pacaran itu sebenarnya
dilarang. Bisa-bisa kita gak dapet apa-apa di masa depan Cuma gara-gara galau.
Untuk menulis ini pun saya harus banyak bercermin pada fenomena remaja saat
ini. Mungkin kalian bilang saya Cuma bisanya ngomong. Tapi ini ciyus lho. Saya
pun merasakan kebenaran itu saat sudah menjelajah :D. oke any question? :D. saya
siap menampung aspirasi kalian juga. kritik saran sangat penting untuk saya
:D. Selamat mencoba
Langganan:
Postingan (Atom)