Selasa, 28 Januari 2014

Belajar Tak Butuh Hasil

Kemarin, seperti biasa saya dan teman-teman berkumpul saat musim KHS tiba. Dengan tempat yang tetap dan waktu yang tetap. Taman depan fakultas. Entahlah, tempat itu menjadi tempat langganan bagi  kami. Kesenangan tersendiri saat kami berbincang-bincang seputar kegiatan liburan dan saling mengeluarkan isi hati seputar KHS. Pembicaraan yang bernuansa humor tak pernah lepas dari kami. Ah, ini yang membuat saya selalu rindu suasana kelas di setiap liburan semester.
                Siang itu, kami membicarakan seputar PKPBI. Kami yang tak pernah merasakan PKPBI turut penasaran dengan KHS anak regular. Pembicaraan seputar KHS, wisuda dan tentunya sertifikat wisuda. Sekilas kami melihat, Regular sangat istimewa. Wisuda, yang ada pada semester 5 bagi regular sangat mengenaskan bagi kami yang berada di kelas ICP yang tidak dapat merasakan wisuda. Sertifikat TOEFEL pun kami tak mungkin mendapatkannya. Kami sejenak merenung. Membicarakan masalah lain sebagai hiburan bagi kami yang suka ngobrol ala OVJ.
                Dari pembicaraan siang itu, membuat saya semakin merenung. Menanyakan kepada hati saya sendiri. Apa tujuan saya di ICP?. Apa istimewanya ICP?. Apa yang saya dapatkan di ICP?. Saya hanya menyadari kelebihan anak regular. mereka mendapatkan ilmu lebih dari kami. Kami hanya membiasakan diri kami dengan bahasa Inggris. Dan tetap saja, ketika kami dilatih untuk mendengarkan seminar International, Seringkali kami masih saja tidak memahami maksudnya. PKLI di luar negri kah yang menjadi keistimewaan ICP? Jika untuk ukuran Malaysia, kenapa kami harus memakai bahasa Inggris. Toh, bahasa kami dan Malaysia hampir sama. Ijazah kami dengan kelas Regular pun mungkin sama, yang membedakan hanya tingkat skripsi kami yang menggunakan bahasa Inggris. lalu, saat tak ada bukti tertulis, maka tak ada yang membuat kami istimewa di ICP.
                Namun, kami merasa beruntung saat kami berada di kelas ICP. Tugas yang membludak, ditambah tanggungan tugas kami yang harus menggunakan bahasa Inggris, membuat kami bersyukur saat kami tidak mendapat jadwal PKPBI yang biasa dilakukan di sore hari. Selain itu, kapasitas kelas kami yang hanya menampung 20-25 orang, membuat kami lebih konsentrasi dengan mata kuliah yang diajarkan dengan menggunakan bahasa Inggris. Yah, meskipun hasil kami pun tak maksimal. Namun, kami lebih bersyukur saat kami memahami isi dari ilmu tersebut. Apalah gunanya belajar, saat kami hanya mencari hasil tanpa bisa memahami isinya.

                Sejenak mungkin saya merasa egois, karena merasa kehidupan ICP yang diasingkan. Namun, saat kami mencari pemahaman, kami meyakini itu akan lebih mudah untuk menjadi profesi tujuan kami yaitu sebagai pengajar. Bukankah saat kami memahaminya, ilmu akan mudah untuk menjadi bermanfaat?. Terimakasih tuhan, atas segalanya. Ilmu yang kami dapat, serta kefahaman yang kami dapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar