A. Chairil
Anwar dan Puisinya
Chairil
Anwar adalah seorang penyair hebat yang sangat terkenal di Indonesia hingga
saat ini. Karya-karya puisinya sangatlah indah dan dikenal banyak masyarakat.
Dia merupakan legenda dalam menciptakan puisi yang sangat bagus. Chairil Anwar
lahir di Medan, 26 Juli 1922 kemudian ia pindah dan menetap di Jakarta. Puisi
Chairil Anwar memiliki ciri khas yang berbeda yang menandakan kepiawaiannya
dalam Membuat Puisi. Chairil Anwar membuat puisi dengan bahasa yang sederhana
sehingga mudah di pahami oleh masyarakat luas. Namun, seringkali puisinya
menyimpan semangat yang besar sehingga pembaca akan merasakan pengaruhnya.
Adapun gaya bahasa (majas) yang di gunakan
cukup sederhana. Majas adalah gaya bahasa yang di gunakan dalam kaya sastra.
Baik berupa karya sastra prosa maupun non-prosa. Majas dapat memberikan efek
imajinatif yang dapat di rasakan oleh pendengar dan pembacanya sehingga pembaca
dan pendengarnya dapat menghayati makna
di balik bait-bait yang tercipta. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas bisa
diartikan pula sebagai ungkapan pikiran melalui bahasa yang khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Menurut Goris Keraf, sebuah majas
dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan
menarik.
B.
Majas yang
digunakan dalam Puisi Chairil Anwar
Dari sekian banyak majas. Chairil
Anwar paling sering menggunakan majas-majas di bawah ini:
a. Majas
Personifikasi
Kita
ambil contoh pada bait ke enam dalam puisinya berjudul penerimaan “ sedang
dengan cermin aku enggan berbagi” . menengok kembali makna dari majas
personifikasi adalah majas yang digunakan untuk mengumpamakan barang mati
seolah-olah barang hidup, maka contoh tersebut cukup menunjukkan bahwa chairil
anwar juga menggunakan majas personifikasi dalam penulisan puisinya.
b. Majas
Hiperbola
Majas
ini juga digunakan Chairil Anwar dalam penulisan puisinya. kembali kita ingat
bahwa makna dari majas hiperbola adalah majas yang berisi-isi melebih-lebihkan.
Hal ini bisa di lihat pada bait ke sepuluh pada puisinya yang berjudul “Cintaku
Jauh di Pulau” pada lirik tujukan perahu ke pangkuanku saja. hal ini
memberikan makna yang berlebihan saat di hadapkan pda fakta yang ada.
c. Majas
Metafora
Majas
ini seringkali di gunakan Chairil Anwar dalam menulis puisinya, guna memberikan
unsur estetika pada puisinya. seperti kata “Aku ini binatang jalang”
pada puisinya yang berjudul “Aku”. Binatang jalang disini bukanlah makna yang
sesungguhnya. Namun memberi makna bahwa binatang jalang adalah manusia yang
terus berjuang dan tidak pernah menyerah
d. Majas
Metonimia
Metonimia adalah majas yang
menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda
tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang
menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh: Sore ini kau cintaku, kuhiasi
dengan susu + coca cola (maksudnya minuman merk coca cola) dalam puisi
Chairil Anwar yang berjudul “Tuti Artic”.
e. Majas
Litotes
Litotes
adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari
kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan
diri. Contoh: Rumahku dari unggun-timbun sajak. Dalam
Puisinya yang berjudul “ Rumahku “
C.
Peran Majas
dalam Puisi Chairil Anwar
Majas merupakan unsur
terpenting dalam sebuah puisi. Jika diperumpamakan, puisi adalah rumah dan
majas sebagai lenteranya. Tanpa majas, mungkin puisi akan tetap berdiri, namun
tak bermakna. Karena itulah, majas memiliki peran penting dalam puisi. Berikut
adalah peran majas dalam puisi:
a.
Majas bisa
memberikan kesenangan yang bersifat imajinatif kepada para pembaca dan
pendengarnya.
Sering kali saat kita membaca ataupun
mendengar puisi Chairil Anwar, dalam pikiran kita tergambar sebuah
imajinasi dari makna yang tertulis dan
justru tanpa kita sadari itulah yang memberikan kesenangan pada diri kita
sehingga kita dapat berimajinasi dengan indra yang ada. Cara inilah yang
digunakan Chairil Anwar untuk mendorong semangat para pemuda untuk senantiasa
berjuang untuk negrinya.
b.
Majas merupakan
cara seseorang untuk menggambarkan perasaan agar lebih memiliki nilai rasa atau
seni.
Dalam Puisi, majas selalu
berperan penting dalam penulisannya. Kebanyakan karya tulis yang bersifat
bebas, merupakan ungkapan dari perasaan penulis. Perbedaannya, dalam Puisi
nilai seni yang ada akan lebih menonjol dari unsur yang ada pada karya tulis pada
umumnya.
Chairil Anwar pun
menjadikan Puisi sebagai gambaran perasaannya melalui kata-kata indah yang
menjadikan tulisan yang terkesan datar, manjadi tulisan indah yang bermakna
sangat mendalam sehingga akan lebih mengena pada objek yang di tuju. Chairil
Anwar menjadikan rangkaian kata yang awalnya bernilai biasa menjadi bernilai
seni.
c.
Majas merupakan
sebuah cara untuk menyampaikan gagasan yang panjang lebih padat dan detail.
Dalam menjelaskan sebuah
gagasan dalam sebuah karya tulis, pengarang akan menggunakan kalimat yang
meluas dan mendetail. Hal ini di karenakan pengarang tidak menggunakan majas
yang ada. Sehingga akan menyulitkan terhadap pembaca dan pendengar, meskipun
pengarang menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh pembacanya.
Dalam puisinya, Chairil Anwar
menggunakan kalimat yang singkat, namun makna yang di maksud akan mendalam,
lebih padat, dan detail dengan makna yang ingin di sampaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar