Sabtu, 13 Desember 2014

MAJAS DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR



A.    Chairil Anwar dan Puisinya
Chairil Anwar adalah seorang penyair hebat yang sangat terkenal di Indonesia hingga saat ini. Karya-karya puisinya sangatlah indah dan dikenal banyak masyarakat. Dia merupakan legenda dalam menciptakan puisi yang sangat bagus. Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 kemudian ia pindah dan menetap di Jakarta. Puisi Chairil Anwar memiliki ciri khas yang berbeda yang menandakan kepiawaiannya dalam Membuat Puisi. Chairil Anwar membuat puisi dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah di pahami oleh masyarakat luas. Namun, seringkali puisinya menyimpan semangat yang besar sehingga pembaca akan merasakan pengaruhnya.
Adapun gaya bahasa (majas) yang di gunakan cukup sederhana. Majas adalah gaya bahasa yang di gunakan dalam kaya sastra. Baik berupa karya sastra prosa maupun non-prosa. Majas dapat memberikan efek imajinatif yang dapat di rasakan oleh pendengar dan pembacanya sehingga pembaca dan pendengarnya  dapat menghayati makna di balik bait-bait yang tercipta. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas bisa diartikan pula sebagai ungkapan pikiran melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.

B.     Majas yang digunakan dalam Puisi Chairil Anwar
            Dari sekian banyak majas. Chairil Anwar paling sering menggunakan majas-majas di bawah ini:
a.       Majas Personifikasi
               Kita ambil contoh pada bait ke enam dalam puisinya berjudul penerimaan “ sedang dengan cermin aku enggan berbagi” . menengok kembali makna dari majas personifikasi adalah majas yang digunakan untuk mengumpamakan barang mati seolah-olah barang hidup, maka contoh tersebut cukup menunjukkan bahwa chairil anwar juga menggunakan majas personifikasi dalam penulisan  puisinya.
b.      Majas Hiperbola
               Majas ini juga digunakan Chairil Anwar dalam penulisan puisinya. kembali kita ingat bahwa makna dari majas hiperbola adalah majas yang berisi-isi melebih-lebihkan. Hal ini bisa di lihat pada bait ke sepuluh pada puisinya yang berjudul “Cintaku Jauh di Pulau” pada lirik tujukan perahu ke pangkuanku saja. hal ini memberikan makna yang berlebihan saat di hadapkan pda fakta yang ada.
c.       Majas Metafora
               Majas ini seringkali di gunakan Chairil Anwar dalam menulis puisinya, guna memberikan unsur estetika pada puisinya. seperti kata “Aku ini binatang jalang” pada puisinya yang berjudul “Aku”. Binatang jalang disini bukanlah makna yang sesungguhnya. Namun memberi makna bahwa binatang jalang adalah manusia yang terus berjuang dan tidak pernah menyerah
d.      Majas  Metonimia
            Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh: Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca cola (maksudnya minuman merk coca cola) dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Tuti Artic”.
e.       Majas Litotes
               Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh: Rumahku dari unggun-timbun sajak. Dalam Puisinya yang berjudul “ Rumahku “
              
C.     Peran Majas dalam Puisi Chairil Anwar
                           Majas merupakan unsur terpenting dalam sebuah puisi. Jika diperumpamakan, puisi adalah rumah dan majas sebagai lenteranya. Tanpa majas, mungkin puisi akan tetap berdiri, namun tak bermakna. Karena itulah, majas memiliki peran penting dalam puisi. Berikut adalah peran majas dalam puisi:
a.       Majas bisa memberikan kesenangan yang bersifat imajinatif kepada para pembaca dan pendengarnya.
         Sering kali saat kita membaca ataupun mendengar puisi Chairil Anwar, dalam pikiran kita tergambar sebuah imajinasi  dari makna yang tertulis dan justru tanpa kita sadari itulah yang memberikan kesenangan pada diri kita sehingga kita dapat berimajinasi dengan indra yang ada. Cara inilah yang digunakan Chairil Anwar untuk mendorong semangat para pemuda untuk senantiasa berjuang untuk negrinya.
b.      Majas merupakan cara seseorang untuk menggambarkan perasaan agar lebih memiliki nilai rasa atau seni.
                     Dalam Puisi, majas selalu berperan penting dalam penulisannya. Kebanyakan karya tulis yang bersifat bebas, merupakan ungkapan dari perasaan penulis. Perbedaannya, dalam Puisi nilai seni yang ada akan lebih menonjol dari unsur yang ada pada karya tulis pada umumnya.
                     Chairil Anwar pun menjadikan Puisi sebagai gambaran perasaannya melalui kata-kata indah yang menjadikan tulisan yang terkesan datar, manjadi tulisan indah yang bermakna sangat mendalam sehingga akan lebih mengena pada objek yang di tuju. Chairil Anwar menjadikan rangkaian kata yang awalnya bernilai biasa menjadi bernilai seni.
c.       Majas merupakan sebuah cara untuk menyampaikan gagasan yang panjang lebih padat dan detail.
                     Dalam menjelaskan sebuah gagasan dalam sebuah karya tulis, pengarang akan menggunakan kalimat yang meluas dan mendetail. Hal ini di karenakan pengarang tidak menggunakan majas yang ada. Sehingga akan menyulitkan terhadap pembaca dan pendengar, meskipun pengarang menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh pembacanya.
            Dalam puisinya, Chairil Anwar menggunakan kalimat yang singkat, namun makna yang di maksud akan mendalam, lebih padat, dan detail dengan makna yang ingin di sampaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar